Tapi anak-anak tidak demikian. Aku dibenci, terutama oleh anak perempuanku, yang pasti berempati pada luka ibunya.
Aku sedih, maka kuupayakan mendapatkan hati anak-anakku kembali dengan cara berubah menjadi lebih religius. Aku beribadah lebih tekun, berharap semua kembali normal.
Bertahun-tahun berlalu, bahkan aku sudah punya beberapa cucu. Tiba-tiba aku merasa seperti didatangi sesosok makhluk. Seorang gadis cantik, yang tiap malam selalu mengusik tidurku.
Aku tak mau lagi berurusan dengan dukun, maka aku datang pada seorang ustaz. Menurut kabar yang kudapat, ustaz ini telah berpengalaman mengusir makhluk halus yang suka menempel pada manusia.
Baca juga:Â Hantu Lari
Mimin
Aku menyukai Dadang sejak pertama melihatnya di rumah dukun itu. Lewat Wati, akhirnya aku mendapatkan Dadang.
Secara kasat mata, ia tidur dan hidup bersama Wati. Padahal sesungguhnya ia sedang melayaniku. Sampai kemudian, Wati mulai mengenal agama dan kerap melakukan kegiatan yang membuatku lelah untuk terus bersamanya.
Bertahun-tahun selanjutnya aku bersama Dadang dan keluarganya. Makin tua sebenarnya Dadang semakin tak menarik, tapi bagaimana aku bisa pergi, "rumahku" masih ia bawa ke mana pun.
Sama seperti Wati, belakangan Dadang makin menyusahkanku dengan macam-macam ritual religiusnya. Panas tau!
Aku berusaha memberitaunya bahwa aku ingin pergi, buang jimat itu, bodoh! Berikan pada orang lain. Tapi Dadang tak paham.