Menurut versi seberang, PKI sebagai partai pun dalam tindakannya merupakan sipil yang dipersenjatai. Panjang kalau dibahas dari mana mereka mendapat senjata, soal lubang-lubang di tiap rumah warga, dst.
Saking buruk stigma PKI, zaman kecil dulu kata "PKI" setara dengan anjing atau hewan/istilah lain yang biasa dipakai untuk memaki seseorang.
Salah satu tetangga lamaku tega membunuh kucing yang datang ke rumahnya. Oleh istrinya, ia diteriaki PKI. Aku menyebutnya biadab.
Di daerah tempat tinggalku semasa kecil dulu, salah seorang sahabat karibku punya kakek. Yang kata kakakku, kakeknya itu dulu adalah PKI.
"Itulah kenapo datuk tu jarang keluar rumah, dio takut ditangkap," kata kakakku.
Gara-gara itu, aku sempat berpikir bahwa PKI itu religius. Sebab kakek temanku setiap hari memakai peci (padahal peci nasional, dulu kukira hanya dipakai untuk ibadah), dan sering membaca buku yang covernya bertulisan Arab.
Setelah dewasa, kupikir-pikir sepertinya kakek sahabatku adalah seorang introvert. Sebab setiap aku datang ia selalu menyambut dengan ramah, tak ada aroma atau karakter khas seseorang dengan stigma buruk PKI.
Beliau pernah punya burung balam, yang sering aku dan temanku pandangi saat bermain. Sang kakek telaten mengurusi burung itu.
Ketika salah satu burung mati, nampak jelas kesedihan di wajah beliau. Alih-alih membunuh kucing, seperti si biadab di atas. Melihat burung mati saja beliau begitu sedihnya. Tak terbayang di benakku beliau sanggup membunuh manusia.
Baca juga: Bule yang Hilang di Indonesia Sejak 1961 Ini Akhirnya Ditemukan?
Jadi, apakah aku akan tetap menonton film Pengkhianatan G 30 S PKI?