Kami sudah menduga, H akan bilang kalau dia juga begitu. Kami sudah menebak H akan berkisah bahwa di rumahnya ada Nintendo yang biasa dimainkan bersama temannya, dan mereka justru saling tembak alih-alih menyerang musuh. Â
Dan memang itulah yang terjadi. Meski untuk beberapa tahun kemudian H akhirnya sering dibully karena kisah kosongnya, nampak jelas ia kesulitan meninggalkan kebiasaan itu.
Bahkan ketika SMA, aku berpapasan dengan H, yang terkenang adalah kisah-kisah khayalannya. Rumah H ternyata memang dekat dengan dingdong, tapi tidak ada bengkel di sebelahnya.
Apakah ia juga punya Nintendo? Itu hanya misteri basi. Btw Nintendo itu ternyata nama perusahaan, ya. Entahlah apa istilah tepatnya untuk game jadul itu, yang jelas beda generasi dan kasta dengan ps5.Â
Orang Baik pun Jadi Meragukan
Aku percaya kisah-kisah punya banyak hikmah. Dongeng yang dibaca memberi efek bagus untuk anak-anak, bahkan Al-Qur'an saja menyajikan banyak kisah untuk diambil pelajaran.
Tapi tentu tidak semua hal bisa menjadi kisah yang menarik untuk disampaikan, apalagi jika kisah itu hanya cerita kosong yang bisa merusak reputasi sang penyampai.
Sebutlah namanya Melati. Penamaan ini kuberi bukan hanya karena ia seorang perempuan, tapi namanya memang seharum bunga melati.
Jika seseorang menyebut nama Melati, lawan bicaranya di kalangan kami rata-rata sudah mengenal yang dimaksud. Mengenal kebaikan dan keramahannya. Juga kepedulian dan kebiasaannya membagi cerita.
Mungkin hanya aku yang masih menyimpan cerita ganjil dari sekian banyak kisah yang ia sampaikan.
Jika seseorang bercerita, Melati seperti sungkan jika hanya mendengarkan. Ia selalu punya cerita yang mirip, entah untuk menghargai atau apa.
Sekali dua kali, aku masih berusaha untuk menerima kisah-kisah pembanding yang ia punya setelah seseorang bercerita. Walau tak masuk akal, bahwa ada manusia yang punya pengalaman di semua kejadian yang pernah dialami orang lain. Â Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!