Mohon tunggu...
Syarifah Lestari
Syarifah Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - www.iluvtari.com

iluvtari.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Bukan Harta, Ini Warisan Bermanfaat dari Bapakku!

25 Agustus 2020   20:47 Diperbarui: 27 Agustus 2020   03:54 734
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Almarhum bapakku seolah tak pernah sakit selama hidupnya, kecuali menjelang beliau wafat. Beliau perokok berat, pagi siang sore malam ngopi, makanan manis asin disambar semua. Satu lagi, cerewet kayak emak-emak.

Kalaupun Bapak sakit, tak pernah sampai berhari-hari. Memang umurnya tak begitu panjang, Bapak wafat pada usia 67 tahun. Tapi jika dibandingkan dengan umur Nabi Muhammad saw yang punya pola hidup jauh lebih sehat, beliau sudah dibonusi 4 tahun.

Ajal kan tak kenal usia, tapi yang jelas selama hidup Bapak tidak menyusahkan istri dan anak-anaknya dengan sakit ini itu. Seperti yang kusebut di awal, kecuali ketika sakit yang mengantarkan beliau pada wafatnya.

Dilihat dari tingkahnya yang lebih sering semena-mena (aku kok kayak kurang ajar banget ya, mungkin faktor dekat. Karena di antara anak-anak lain, menurut banyak orang, akulah yang paling mirip dengan almarhum.), cukup aneh jika Bapak jarang sekali sakit.

Selama 28 tahun hidup bersama beliau, sepertinya tiga hal inilah yang menjadi penyeimbang rokok, micin, dan aneka zat tak sehat yang masuk ke tubuhnya.

Pertama, Bapak tak banyak pikiran. Entah faktor laki-laki (yang katanya gak banyak mikir) atau memang tabiatnya yang tak ambil pusing dengan urusan apa pun. Jalani saja, seolah begitu.

Kedua, Bapak sangat aktif bergerak. Beliau suka mencabuti rumput, mencuci pakaian sendiri, memperbaiki berbagai barang yang kadang malah tambah rusak. Pokoknya dibanding tidur, Bapak lebih banyak beraktivitas.

Jika bapak di rumah lain antidapur, bapakku seolah bermarkas di dapur. Sehari-hari masak, beres-beres, dll. Jangan letakkan pisau sembarangan, bisa diomelin sampai lebaran!

Ketiga, bapakku tak pernah bangun di atas pukul 5 pagi. Seumur hidup, tak pernah kulihat Bapak bangun kesiangan. Tidak pernah!

Meski bapakku bukan sosok yang religius, tapi beliau terbiasa mandi pagi pukul 3 dini hari. Toa masjid kalah sama Bapak. Ayam jantan insecure dibuatnya.

Akibat Kurang dan Kebanyakan Tidur

Perkara tidur ternyata memang bukan hal remeh. Meski bangun pagi, Bapak tidak kekurangan jatah tidur. Dan pastinya tidak berlebihan pula. Karena baik kurang maupun lebih pasti punya efek buruk.

Dikutip dari alodokter.com (6/6/18), orang dengan insomnia memiliki risiko lebih besar mengidap penyakit berat seperti stroke, serangan jantung, kanker, sampai gangguan mental.

Kurang tidur juga dapat menyebabkan seseorang sering mengeluh sakit dan sembuh lebih lama karena daya tahan tubuhnya menurun. Tak sampai di situ, mudah lupa dan mengalami penuaan dini juga merupakan efek dari kurang tidur.

Sebaliknya, kebanyakan tidur pun tak kalah mengerikan akibatnya. Kukutip dari lifestyle.kompas.com (7/12/19), tidur lebih dari 8 jam sehari bisa menyebabkan depresi, gangguan jantung, diabetes, obesitas, dll.

Bukan hanya kebanyakan tidur, kebiasaan begadang juga memberi efek seperti yang kusebutkan di atas.

Manfaat Bangun Pagi dan Cara Melakukannya

Seorang kawan pernah bilang, kalau ia kesiangan salat Subuh, bisa dipastikan seharian itu urusannya akan berantakan. Nyatanya, bangun lebih pagi memang memberi manfaat luar biasa.

Masih dari situs alodokter, bangun pagi disinyalir membuat seseorang lebih aktif di hari tersebut. Mereka punya lebih banyak kesempatan untuk olahraga dan aktivitas lain tanpa diburu waktu.

Yang lebih mengejutkan, kebiasaan bangun pagi dapat membuat seseorang hidup lebih bahagia. Bangun pagi tanpa kekurangan jatah tidur membuat seseorang memiliki mental yang sehat, mood yang baik, dan lebih berprestasi.

Bagaimana caranya agar bisa bangun pagi? Berikut kuringkas dari sumber yang sama, ditambah pengalaman pribadi:

1. Matikan lampu dan benda elektronik 1 jam sebelum tidur.

Kebiasaan tidur dengan HP atau TV menyala adalah kebiasaan buruk yang harus dihindari. Notifikasi maupun gelombang yang dipancarkan benda elektronik dipercaya dapat memengaruhi kerja otak selama tidur.

Selain itu, paparan cahaya dari lampu maupun HP dapat mengganggu produksi melatonin, hormon yang membantu munculnya kantuk.

2. Setting waktu.

Orang dewasa biasanya tidur 6-8 jam sehari. Jika kamu terbiasa tidur 7 jam dan harus bangun pukul 4 pagi, artinya kamu harus sudah tidur pukul 9 malam.

Jadi, pukul 8 malam mulailah mematikan lampu, HP, TV, dll. Nantinya, pagi atau siang menjelang Zuhur biasanya kamu akan mengantuk. Tidurlah sebentar sekadar melepas kantuk, tidak lebih dari 30 menit.

Susah? Coba dulu, pelan-pelan pasti terbiasa.

3. Letakkan alarm jauh dari jangkauan.

Ada orang yang memasang alarm tapi bangun pagi hanya untuk mematikannya. Banyaaak.

Cara termudah ya letakkan alarm atau HP yang dipasangi alarm jauh dari posisi tidurmu. Dengan begitu, untuk menonaktifkannya kamu harus bangun dari tempat tidur.

Mau yang lebih ekstrem? Kamu bisa pasang aplikasi alarm "gila-gilaan" yang ada di Playstore. Aku pernah coba salah satu, yang untuk mematikan suaranya, kamu harus menjawab soal matematika atau mengambil gambar suatu tempat sesuai dengan foto yang diambil sebelum tidur.

Tapi kalau kupingmu level badak, sebaiknya jangan. Nanti orang lain yang jadi korban.

Sebenarnya masih ada tips lainnya. Tapi lakukan saja 3 hal di atas ditambah tekad yang kuat, hasilnya akan sesuai dengan upayamu.

Sehat itu investasi, punya banyak harta kalau kamu sakit-sakitan, kasihan keluarga kan? Apalagi kalau sakit-sakitan, tak punya harta pula. Halah halah ....

Baca juga: OCD, Gangguan Mental dengan Kebiasaan Unik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun