Jika sedang tak bisa tidur, aku kerap mengenang-ngenang rumah masa kecilku sampai ke tetangga terjauh yang masih bisa kuingat. Kadang kala, ada aroma dan bunyi tertentu yang bisa kukenang.
Atau bisa pula, aroma atau bunyi tertentu yang membawa kenanganku ke masa itu. Bahkan suasana hangat atau dingin yang sama. Entahlah, pokoknya tiba-tiba teringat saja.
Padahal aku kesulitan mengingat wajah orang dan di mana meletakkan kunci. Tapi untuk kenangan masa kecil, sangat banyak kejadian dan benda remeh temeh yang bisa kuingat dengan baik.
Mungkin pembaca juga punya pengalaman yang sama. Tidak spesial ya!
Yang spesial itu, kemampuan seseorang dengan Hyperthymesia Syndrome. Ngetiknya aja ribet, untung ada tombol CTRL, C, dan V.
Menurut Wikipedia, sindrom hipertimesia adalah sindrom mengingat superior, yang juga disebut dengan highly superior autobiographical memory.
Orang dengan sindrom ini mampu mengingat kejadian yang dialaminya di masa lalu dengan lebih detail. Hipertimesia berasal dari istilah yunani, hyper (berlebihan) dan thymesis (mengingat).
Aurora LePort dari Pusat Neurobiologi Pembelajaran dan Memori (CNLM) Universitas California, Irvine, dalam salah satu penelitiannya menyebutkan bahwa pengidap sindrom hipertimesia umumnya mampu mengingat pengalaman hidupnya sejak mereka berusia 10 tahun ke atas.
Pada dasarnya, otak merekam semua kejadian. Tapi hasil rekaman tersebut dibedakan berdasarkan ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang.
Hal-hal remeh, seperti baju apa yang kemarin dipakai, iklan apa yang dilihat, dsb, itu akan disimpan dalam ingatan jangka pendek. Otak mengidentifikasikannya sebagai memori tidak penting, sehingga mudah dilupakan.
Sedangkan pada hal-hal tertentu yang berkesan, otak akan menyimpan memori tersebut pada ingatan jangka panjang.