Mohon tunggu...
Syarifah Lestari
Syarifah Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - www.iluvtari.com

iluvtari.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Malam Satu Suro, Misteri Bubur Merah Putih, dan Pertanyaan yang Belum Terjawab

19 Agustus 2020   15:35 Diperbarui: 19 Agustus 2020   15:31 559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Mek, hantu kan dak ado. Jadi siapo yang duluan bikin hantu-hantuan, manusio atau jin?"

Pertanyaan si adek bisa dimengerti, tapi sulit dijawab. Sebab pertanyaan yang sama juga sudah kupunya sejak dulu.

Siapa yang pertama kali menciptakan image tuyul adalah bocah gundul, kuntilanak suka ketawa (atau nangis?) di pohon, dan kekhasan hantu lainnya.

Dulu, atau sekarang masih? Sudah bertahun-tahun rasanya aku tak menjenguk TV, di bulan Oktober (berkaitan dengan Halloween)  atau malam Jumat pada hari-hari biasa, di TV kerap disiarkan film horor.

Baca juga: Gendong Tuyul

Salah seorang legenda horor Indonesia paling populer ada Suzanna, dengan salah satu filmnya Malam Satu Suro. Aku tidak tahu apakah pernah menonton film ini, dan kalaupun pernah, aku tak ingat sama sekali yang mana adegannya.

Yang bisa kukenang dari Suzanna adalah kerupuk, sate, dan Bokir.

Tapi kalimat "Malam Satu Suro" itu begitu membekas. Sehingga setiap mendekati bulan Muharram, ketika Mamakku sibuk merencanakan bubur merah putih, aku malah teringat Suzanna.

Misteri Bubur Merah Putih

Sampai aku melewati usia remaja, Mamak masih rutin membuat bubur setiap memasuki Bulan Muharram. Katanya bubur merah putih, tapi warnanya cokelat dan putih.

Bubur "merah" menempati porsi yang lebih banyak di piring. Di tengah-tengah, diberi bubur berwarna putih sekira satu sendok makan.

Sebelum menikmati bubur, terlebih dahulu wajib membagikannya ke tetangga. Piringnya ditunggu, tak boleh dicuci.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun