Biasanya jika membeli mainan, kami pilih toko terdekat. Rumahku yang tak jauh dari pasar, membuat nyaris toko apa saja bisa dijangkau dengan berjalan kaki.
Tapi kali ini, mainan yang sudah lama diangankan si adek tak juga ditemukan di antara toko yang ada. Sapu-sapuan.
Sepertinya ada sensasi tertentu yang ia rasakan saat melemparkan mainannya. Bukan dituang seperti umumnya mengeluarkan mainan, tapi ia mengambil satu per satu dan dilemparkan cukup jauh. Setelah usai, mainan itu dikumpulkannya lagi.
Jadi sapu-sapuan yang ia idam-idamkan itu, gunanya untuk menyapu mainan yang sudah ia lempar ke sana kemari. Asli absurd.
Kutawarkan sapu biasa ukuran kecil (siapa tahu ada), dia menolak. Itu bukan mainan, katanya. Alhasil kami beralih ke toko daring (online shop).
Hati-hati dengan Gambar
Dengan lugu, kuketik "sapu-sapuan" di kolom pencarian salah satu platform olshop. Hasilnya tepat kok, muncullah gambar mainan sapu anekamerek. Lantas apa? Pilih yang termurah dong!
Dapat harga termurah, cek review pembeli. Semuanya oke. Ditambah belanjaan si kakak, akhirnya transaksi selesai. Uang ditransfer, tunggu beberapa hari sampai aku lupa.
Anak-anak yang saban hari menunggu kang paket, akhirnya menagih setelah tiga hari barang yang ditunggu tak juga datang. Maka kucek kembali ke aplikasi.
Luar biasa! Pesananku bahkan belum direspons pihak toko. Dasar egois, padahal kalau belanja domain, hosting, dsb, selalu kucek progress transaksi. Karena mainan menurutku tak penting, jadi tak pernah kuperhatikan. Kasihan dua bocah.
Setelah kucoba chat, sampai hari berikutnya tak juga ada respons, maka transaksi kubatalkan. Tapi ada untungnya juga mainan tsb tak jadi kubeli.
Entah dapat ilham dari mana, kucoba baca baik-baik review yang ternyata tanpa foto semua. Deskripsi barang sebelumnya sudah kubaca, tapi tak terlalu diperhatikan. Fokusku waktu itu pada beratnya, menimbang efek ke ongkos kirim.