Waktu kecil dulu, ada sebatang pohon kelapa "gundul" di dekat lapangan tempat aku dan kawan-kawan biasa bermain. Karena batangnya masih kuat dan tinggi, pohon itu dibiarkan tetap berdiri.
Tapi bagi beberapa orang, pohon tetap berdiri padahal tanpa buah dan daun adalah sesuatu yang sungguh ajaib. Pasti ada "penghuni"nya! Mereka samakan daun di pohon dengan kepala di tubuh mereka.
Di antara kawan-kawan bermain, ada satu anak yang hilang. Setahuku ia kabur karena tak tahan lagi tinggal bersama nenek dan om-tante yang kerap menyiksanya. Lain waktu insyaallah kuceritakan, karena aku sering melihat ia disiksa.
S, inisial kawan yang hilang itu. Berbulan-bulan dicari tak ditemukan, sampai banyak orang beranggapan S sudah meninggal dunia.
S wafat, pohon kelapa gundul masih gagah. Pas untuk sebuah rumor. Maka muncullah cerita yang berawal dari pengakuan seorang bocah, Y. Y bercerita pada sepupunya, M, bahwa ia kerap melihat S di puncak pohon gundul itu.
Karena Y adalah bocah kecil, diyakini ia memang bisa melihat makhluk gaib. Padahal waktu itu aku kecil juga, dan tak pernah sekalipun melihat apa-apa di pohon itu. Tapi M, sepupu Y yang lebih tua dariku, hanya mau menerima pengakuan keluargnya.
Setiap melewati pohon gundul, Y berteriak, "Itu S! Dio dadah ke kito."
Yang lain turut melambai ke puncak kelapa, seolah menyambut lambaian tangan almarhum S. Aku tidak melihat apa-apa, jadi tak ikut.
"Kagek keteguran kau!" ancam M dan beberapa anak yang lebih besar dariku.
Keteguran itu semacam keserempet makhluk halus. Aku bukan anak saleh, ngerti juga enggak. Tapi kakakku di rumah pasti marah kalau aku takut hantu. Dia anak madrasah.
Begitu terus bertahun-tahun. Pohon masih gagah, Y dan M setiap melewatinya senyum-senyum, kadang malah ngobrol dengan S di atas sana. Aku juga terpengaruh sih, ikut-ikut membayangkan S berdiri dalam keadaan telanjang di puncak pohon itu, sebagaimana yang digambarkan Y.