Setiap Akun Menggunakan Surel Orangtua
Bukan semata aturan Google yang mewajibkan usia di atas 13 atau 18 tahun untuk akun atau aplikasi tertentu. Tapi ini lebih kepada upaya kontrol. Toh kita bisa saja mengelabui Google soal usia.
Bukan hanya mengontrol anak, tapi juga diri sendiri. Ingat, apa yang kita telusuri akan terus melekat pada gawai yang terhubung dengan surel (surat elektronik) tersebut. Jangan sampai jejak "ngawur" orangtua terlihat di anak dan memancing rasa penasaran mereka.
Jadi bijaksanalah ketika menelusuri laman internet. Mode penyamaran memang tak menyimpan histori, tapi juga tidak melindungi kecenderunganmu.
Cek History Aktivitas
Secara random kucek histori aktivitas anak-anak di HP yang mereka pakai. Chatting dengan siapa, nonton apa saja, dll.
Tak banyak aplikasi yang ada di HP mereka. Hanya Whatsapp untuk tugas sekolah, Youtube untuk hiburan, permainan, dan beberapa aplikasi bawaan.
Youtube kusetel mode terbatas agar mereka hanya bisa mengakses video yang tergolong aman untuk anak-anak. Teman-teman toksik di WA kuhapus dan kublokir kontaknya. Meski proses setting dan hapus kulakukan di belakang mereka, tapi aku menjelaskan alasannya agar mereka mengerti.
Yang paling penting adalah mereka paham bahwa yang dilakukan orangtua adalah demi kebaikan mereka sendiri. Dilakukan karena sayang, bukan maksud mengekang.
Sejauh ini tiga hal di atas cukup efektif membuat mereka terbebas dari berbagai ciri anak kecanduan gawai. Setidaknya sembari orangtua mereka mendapat tambahan wawasan, menjelang mereka bertambah usia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H