Sumpah, ini bukan review produk! Aku bahkan gak tahu siapa yang produksi, tapi menurut sumber berita di Brightside, barangnya ada di Amazon.
Namanya Toilet Timer. Dari situ sudah kebayang maksud dibuatnya produk ini, apalagi jika melihat barangnya dari gambar. Kenapa aku jadi kepikiran menuliskannya? Karena sepertinya derita antre di kamar mandi bukan hanya milikku.
Dulu suamiku sering membawa HP ke kamar kecil. Mengherankan, sudahlah HP itu barang dengan kuman terbanyak, dibawa lagi ke toilet yang merupakan pabrik kuman.
Namanya jodoh, kami sama-sama tidak bisa menerima opini sekadar asumsi. Analisis pribadi berdasar qola waqila (katanya katanya). Jadi kukirim artikel ilmiah padanya tentang bahaya berlama-lama di kamar kecil, apalagi sambil membawa HP.
Kusarikan sedikit saja ya. HP, bersama handuk dan keyboard merupakan barang yang disinyalir mengandung banyak bakteri. Kamar mandi, gak perlu dijelaskan lagi. Walau memang kuman yang terbanyak di sana ada di gagang pintu, bukan di dudukan klosetnya.
Membawa HP ke kamar kecil sama dengan menambah kuman yang sudah ada di HP dengan "pendatang baru" dari kamar kecil. Lalu HP-nya dibawa makan. Habis pegang HP, pegang kerupuk. Nerima telepon, HP nempel di kulit wajah. Aduh, entahlah!
Selain soal kuman-kumanan, ada lagi risiko lain. Terlalu lama di toilet dapat menambah beban kerja usus besar. Terutama jika klosetmu berupa kloset jongkok. Padahal kalau dipilih antara kloset duduk dan kloset jongkok, kloset jongkok sebenarnya lebih baik. Karena sisa metabolisme lebih cepat terdorong keluar tanpa harus mengejan.
Masih ada alasan lain kenapa tak boleh lama di kamar mandi. Dalam Islam, disebutkan bahwa toilet atau kamar mandi adalah tempat di mana jin sering berkumpul.
Kalau anakku sudah sore tak kunjung mandi, biasanya kuingatkan begini, "Nanti keburu azan, kalian baru pada sibuk mandi. Padahal jin berlarian ke kamar mandi karena takut. Ketemulah kalian di situ!"
Bukan menakut-nakuti, itu imbauan berdalil. Mereka tahu kalau hantu itu tidak ada, hanya jin kafir yang kalau lagi acting ya serem juga.
Kembali ke produk tadi. Kenapa ada produsen yang terpikir membuat produk demikian? Tentu karena banyak orang yang memiliki masalah yang sama. Kalau kata coach bisnis, "Jadikan solusi masalah orang lain sebagai pasarmu."
Dan menurut pengakuan pembeli, produk unik ini memberi efek yang bagus. Suami atau ayah mereka (ternyata di seluruh dunia, memang pelakunya kebanyakan laki-laki) akhirnya keluar kamar kecil lebih cepat.
Tapi dengan pengantar yang baik, misalnya tentang efek buruk terlalu lama di kamar kecil, sepertinya Toilet Timer bisa efektif mengubah kebiasaan orang.
Meski kebanyakan pertapa toilet adalah laki-laki, almarhum bapakku tidak termasuk di antaranya. Jika beliau masuk kamar kecil, hitung sampai 10, tahu-tahu sudah keluar lagi.
Ada pengalaman menarik yang dikisahkan Mamak tentang Bapakku suatu waktu.
"Waktu hamil ayuk kau, Mamak sering nian ngelawan Bapak. Jadi pas mau melahirkan, Mamak minta maaf samo Bapak, minta Bapak ikhlasin kesalahan Mamak," kata Mamak di depan aku dan suami.
Beliau melanjutkan, "Terus Bapak kau bilang, 'Yo lah, besok kau melahirkan kayak aku ber**'."
Tahu-tahu suamiku menyela tanpa diminta. "Mudah-mudahan Tari jugo!"
Alhasil, janinku tak kenal kontraksi. Ditunggu-tunggu tak mau keluar, sesuai kebiasaan BAB bapaknya. Padahal yang dimaksud suami, melahirkan seperti Mamakku, bukan melahirkan seperti dia BAB. Doanya salah server!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H