Mohon tunggu...
Syarifah Lestari
Syarifah Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - www.iluvtari.com

iluvtari.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Surau dan Silek, The Karate Kid Versi Minang

10 Mei 2020   21:09 Diperbarui: 10 Mei 2020   21:11 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Syarat cerita anak disebut menarik, adalah bisa dinikmati orang dewasa. 

Barangkali itu pun berlaku untuk cerita dalam bentuk film. Sebagai orang yang jarang-jarang ke bioskop, bahkan nonton TV pun superjarang, tak heran kalau di 2017 aku telah melewatkan film anak yang bagus banget ini.

Judulnya Surau dan Silek, film anak Minang berlatar Bukittingi yang kisahnya agak mirip The Karate Kid.

Tahu dong film yang pernah dibintangi Jacky Chan dan Jaden Smith tahun 2010 silam. Film ini mengisahkan tentang seorang anak yang ingin berlatih karate. Lengkapnya bisa dicari di Google, tapi rasanya tak perlu juga. Karena film ini sudah sangat sering diputar di TV, hampir setiap momen liburan.

Katanya superjarang nonton TV? Aku tahunya, karena ending film The Karate Kid ramai penonton di Youtube. Ternyata setiap ditayangkan di TV, bagian akhir film ini tidak diputar. Jadi para penonton beralih ke Youtube.

Surau dan Silek kutonton di Iflix, saat iklannya muncul di laman Kompasiana. Awalnya tak menyangka akan mirip dengan kisah Dre Parker di The Karate Kid.

Di film dengan kearifan lokal yang kental ini, tokoh utamanya adalah tiga anak; Adil, Dayat, dan Kurip. Ketiganya merupakan siswa SD yang berlatih silat pada bujang kampung itu, yang diperankan oleh Gilang Dirga.

Adil sangat berambisi memenangkan pertandingan silat karena kekalahannya di pertandingan sebelumnya. Hardi, musuh Adil pada pertandingan sebelumnya, yang seperti film-film action umumnya, menjadi musuh pula di akhir, melakukan kecurangan.

Demikian pula di pertandingan akhir, Hardi kembali melakukan kecurangan dengan menempelkan balsam di telapak tangannya. Nah, mirip The Karate Kid kan? Tapi beda model curangnya.

Sebagaimana Adil, Kurip dan Dayat pun memiliki motivasi yang jauh melenceng dari tujuan utama silat menurut tradisi Minang. Di sinilah letak nilai moral utama yang diangkat dalam film Surau dan Silek.

Bahwa silat tak hanya soal adu kuat. Sebagaimana Mr Han melatih Dre Parker, begitu lebih kurang Kakek Johar melatih Adil dkk.

Mereka diajarkan pengendalian diri, dan sebagaimana umumnya wilayah Sumatra yang kental dengan religiositas, film ini juga memperlihatkan lekatnya budaya Islam di masyarakat Bukittinggi, secara umum Sumatra Barat.

Yang paling menyenangkan mataku adalah acting alami anak-anak di film ini. Ditambah dialek mereka yang sama sekali tidak tampak dipaksakan. Tidak seperti sinetron, bahkan beberapa film, yang kerap menggunakan dialog bahasa daerah dengan dialek yang dipaksakan.

Tak heran jika lewat film ini kemudian Muhammad Razi, pemeran Adil, masuk dalam nominasi peraih Piala Citra Festival Film Indonesia (FFI) 2017, kategori Pemeran Anak Terbaik.

Menikmati Surau dan Silek seperti bernostalgia ke masa kecil. Kesederhanaa, keluguan, serta masalah yang remeh di mata orang dewasa, tapi besar bagi anak-anak. Film ini sangat kurekomendasikan untuk nobar anak dan keponakan.  

Sembari menonton film Surau dan Silek, aku juga membaca novel The Adventures of Huckleberry Finn karya Mark Twain. Beneran, aku nonton filmnya putus-putus, seperti baca novel.

tangkapan layar ipusnas
tangkapan layar ipusnas
Surau dan Silek serta The Adventures of Huckleberry Finn sama-sama kisah tentang anak-anak yang juga menarik untuk disimak orang dewasa. Keduanya punya pesan moral yang dikemas dengan sangat apik, sehingga sampai ke penonton/pembaca tidak dengan cara menggurui.

Nonton di laptop, pakai headset. Baca novel di tablet pakai aplikasi ipusnas. Kalau pakai HP, banyak notifikasi. Untunglah Covid-19 datang di zaman ini. Tak perlu keluar rumah, bioskop dan perpustakaan yang "datang" ke rumah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun