Mohon tunggu...
Syarifah Lestari
Syarifah Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - www.iluvtari.com

iluvtari.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mak, Begini Cara Selamat Masuk Swalayan!

2 Mei 2020   22:21 Diperbarui: 2 Mei 2020   22:48 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku sering berdebat dengan suami soal belanja. Ia protes karena aku tak terbiasa menawar, padahal emak-emak lain jago sekali kalau menawar harga di pasar.

Sementara aku protes pada suami, karena jika dititipi sesuatu, pasti mampirnya ke minimarket yang ada di mana-mana itu. Padahal di sana jelas mahal, dan pasti tidak bisa ditawar. Kenapa kalau dengan pedagang kecil di pasar tradisional ngebet harus nawar tapi di swalayan enak saja ambil barang tak lihat harga?

Seiring bertambahnya usia pernikahan, kami akhirnya saling paham dan memutuskan: Jika ke pasar tradisional, suami yang pergi. Jika ke minimarket dan swalayan, aku yang belanja. Warung atau toko tetangga, bagian anak-anak.

Nah untuk menyiasati agar tak kalap saat belanja, aku punya trik yang jitu jika diterapkan. Dan kadang gak kuterapkan juga kalau sedang pengin foya-foya. Halah, gayamu!

Pertama, setiap ada barang yang tinggal sedikit, kucatat di HP. Jadi ketika pergi ke swalayan atau minimarket, barang yang belum habis bisa dibeli biar tak bolak-balik. Jika harganya lebay, tunda saja pembelian. Karena yang kucatat kan yang akan habis, bukan yang sudah habis.

Kedua, makan di rumah. Kondisi perut kenyang kuyakini memberi efek tak ingin makan (baca: beli) apa-apa lagi. Jadi bisa fokus ke daftar belanja. Ini juga merupakan informasi yang kudapat dari beberapa artikel psikologi. Mungkin fakta, mungkin sugesti.

Ketiga, jangan bawa anak. Tabiat anak pertamaku, jika ingin jajan, satu swalayan dia kelilingi. Entah apa yang mau dibeli. Bikin lama. Anak kedua, jika membeli sesuatu bukan hanya ingat kakak, sampai anak tetangga dia pikirin. Gak mikir duit emaknya. Jadi mending dioleh-olehi saja. Bisa kita pilihkan yang lebih sehat. Dan murah.

Keempat, bawa duit secukupnya. Ini yang paling efektif. Sebagai orang dengan pemasukan tak menentu, jika pegangan mulai tipis, tingkat kewaspadaan mulai dinaikkan.

Kubaca baik-baik daftar belanja, perkirakan harganya, ditambah biaya lain-lain kalau di jalan pecah ban dsb. Tiba di swalayan atau minimarket, setiap ambil barang dilihat harganya, dikira-kira. Repot sih, tapi namanya lagi miskin, ya tahu diri.

Kelima, mindset. Gak ada sejarahnya perempuan gak suka belanja. Antar ke mana saja, kalau ada duitnya, pasti ada saja yang dibeli. Sampai jemput anak pun, jajanan anak SD ya disikat juga.

Jadi kalau duit sedang melimpah, dan 4 hal di atas gak mempan, coba tanya diri sendiri. Yang mau dibeli itu, memang kebutuhan atau sekadar keinginan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun