Itu jam tangannya yang merek bagus, kawe punya! Dia bukan orang kaya, cuma pura-pura kaya supaya punya kawan yang pantas.
Ampun dah! Aku merasa salah masuk sekolah. Untunglah masih ada teman lain yang biasa menggembel sepertiku. Ya kan akhirnya nikah juga, punya anak, hidup tenang enggak mikirin jerawat.
Pelajaran yang kuambil dari kejadian itu. Jangan facial kalau enggak punya duit kesinambungan (gak tahu juga sih ini beneran atau ramalan), dan gak usah facial kalau enggak telaten. Daripada jerawatmu lebih parah dari sebelumnya!
Pelajaran lainnya, jangan percaya kalau ada teman yang bilang, "Aku cuma bilang ke kau, jangan kasih tau siapo-siapo yo!"
Karena setelah gosip itu kudengar dari satu mulut, tanpa pernah kusebarkan, tahu-tahu seantero kelas 3 sudah membahas itu. Sampai-sampai temanku yang jerawatan enggak masuk sekolah berhari-hari, sampai dia punya duit untuk facial dan masuk lagi setelah glowing.
Hal kedua yang kukhawatirkan kalau suamiku mendadak skincare-an adalah, karena dia gak telaten (makanya kami jodoh), biasanya aku bagian kena lungsuran barang-barangnya yang enggak habis.
Aku biasa pakai bajunya yang gak muat lagi. Dia ganti HP, aku pakai bekasnya. Bahkan ketika suami memutuskan ganti facial wash padahal yang lama belum habis, kupakai itu sisanya. Enggak ke muka, tapi ke ketiak. Hwahaha. Daripada mubazir kan!
Tapi kalau kemudian aku dilungsuri alas bedak, pelembab, dan aneka skincare yang aku gak ngerti. Kayaknya beban juga. Untunglah belakangan suami jarang ke Bandung, selamat!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H