Mohon tunggu...
Syarifah Lestari
Syarifah Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - www.iluvtari.com

iluvtari.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bukan Perempuan dan Bukan Laki-Laki, Tapi Bukan Waria!

14 Oktober 2019   08:11 Diperbarui: 14 Oktober 2019   12:50 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tweng!

Badannya gahar, tegap. Aku pernah ikut karate, tapi kalau ditawari komite dengan dia, biar dibayar berapa pun mending aku pulang. "Dia punya pacar!" kata kawanku lagi.

Dasar kawanku biang gosip! Tapi cewek mana yang tak suka gosip. Jadilah kami ghibah hari itu. Syukurnya ada pelajaran sangat berharga dari kejadian itu. Aku gak mau kayak dia. Pasti galau!

Dari obrolan kami, didapati informasi bahwa (ternyata) kakak temanku itu terlahir sebagai khuntsa. Ini baru aku simpulkan setelah dewasa, dan masih ada kemungkinan keliru. Cmiiw. Ia lahir dengan bentuk kelamin perempuan. Tapi tabiatnya total laki-laki. Sampai usia remaja, dadanya tidak tumbuh, dia juga tidak pernah haid.

Suaranya pecah seperti cowok, dan dia tidak tertarik sama sekali dengan cowok. Dilihat dari luar, dia laki banget! Tapi kami belum pernah lihat dia buka baju. Gila apa!

Istilah khuntsa kudapat dari banyak situs Islam, tentang keberadaan jenis kelamin ketiga setelah laki-laki dan perempuan. Tapi khuntsa ini nantinya akan masuk pada kategori salah satunya, tidak terus berada di antaranya. Karena mereka punya hak untuk hidup normal.

Perlu diingat, khuntsa bukan waria. Karena khuntsa mendapati keadaannya demikian sejak lahir. Ia tidak melakukan itu dengan sengaja. Kalau laki-laki yang terlahir dengan fisik normal tapi sengaja mengenakan pakaian perempuan, bertingkah seperti perempuan, maka itu bukan khuntsa.

Dalam Islam, khuntsa akan diperiksa keadaan fisik dan psikisnya untuk mengetahui, mana yang paling tepat baginya. Menjadi laki-laki atau perempuan? Dengan demikian, ia bisa menjalani hidup normal dan insyaallah lebih baik daripada punya status mengambang.

Pengin banget cari tahu keberadaan kakak itu, tapi bingung setelah ketemu mau bilang apa. Niatnya sih bikin novel, atau minimal cerpen yang mengangkat sisi psikologisnya. Tapi apa dia mau? Tersinggung nggak?

Gak begitu jelas arah tulisan ini. Tapi mungkin bisa sedikit menambah informasi. Ya tentang siluman bercadar tadi, atau tentang komunitas sok-sok akhwat tapi doyan selfie/swafoto, atau tentang khuntsa yang sepertinya belum banyak diketahui orang.

Daripada masuk golongan LGBT, kan ada baiknya konsultasi ke ustaz, biar dikasih jalan keluar yang syar'i. hidup biasa-biasa aja itu enak kok. Gak usah aneh-aneh, karena nyeleneh itu melelahkan!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun