Menanti kejutan
Satu hal yang pasti bahwa dalam dunia politik sering kali terjadi kejutan terutama di saat-saat terakhir yang sangat menentukan. Dengan demikian, sebelum pasangan capres-cawapres secara resmi didaftarkan ke KPU, segala kemungkinan sebenarnya masih bisa terjadi.
Siapa yang menduga, Cak Imin yang sejak awal terlihat sangat mesra dan nyaman di dalam koalisi yang mendukung Prabowo Subianto, tiba-tiba saja berbalik arah dan masuk dalam koalisi pendukung Anies Baswedan.
Siapa pula yang menyangka, Partai Demokrat yang setelah sakit hati di koalisi perubahan, akhirnya malah masuk dalam koalisi pendukung Prabowo yang jelas-jelas mengidentikkan diri sebagai koalisi keberlanjutan pemerintahan Jokowi.
Bila sampai hari ini baik koalisi pengusung Prabowo maupun pengusung Ganjar terlihat sama-sama masih ragu mengumumkan cawapresnya, tentu bisa dimaklumi. Mereka terlihat sangat hati-hati dan berhitung dengan cermat sebelum mengambil langkah.
Koalisi Prabowo jelas sedang "di atas angin" dan sangat diunggulkan sekurang-kurangnya menurut berbagai lembaga survei dan itu membuat banyak kekuatan dan tokoh politik ikut merapat.
Sementara koalisi Ganjar jelas punya target mencetak "hattrick" alias tiga kali kemenangan beruntun di pertarungan Pilpres.
Sekali lagi, semua kemungkinan masih bisa terjadi. Bila akhirnya ternyata PDI-P memang tidak menggandeng Sandiaga Uno sebagai cawapres, pertanyaannya akankah PPP tetap setiap berada di jajaran koalisi yang mendukung Ganjar? Atau justru mengambil opsi langkah lain.
Secara hitung-hitungan suara, memang PDI-P sudah bisa mengajukan calonnya sendiri di Pilpres tanpa harus berkoalisi dengan partai lain. Namun pasti perlu dipikirkan lebih jauh, kekuatan koalisi jelas sangat dibutuhkan terutama bila ternyata nanti mereka berhasil memenangkan pertarungan.
Sosok Sandiaga Uno juga sepertinya mustahil dengan begitu mudah dan begitu saja ditolak oleh PDI-P. Bagaimanapun juga, Sandi punya banyak kelebihan yang mungkin saja tidak dimiliki sosok lain.
Dalam dua kali keikutsertaannya di "pertarungan dahsyat" Pemilu yaitu Pilkada DKI Jakarta dan Pilpres 2019, tak bisa dimungkiri bahwa Sandi memegang peranan penting khususnya dalam meraih banyak suara para pemilih. Sandi bukan sekadar pelengkap pasangan.