Mohon tunggu...
Stevan Manihuruk
Stevan Manihuruk Mohon Tunggu... Penulis - ASN

Buruh negara yang suka ngomongin politik (dan) uang

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Tak Mesti jadi Ahli untuk Bisa Investasi

12 September 2023   07:12 Diperbarui: 12 September 2023   07:46 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (freepik via kompas.com)

Ini bisa menjadi pembelajaran yang sangat menarik. Seseorang yang hanya berpendidikan SMA, bekerja sebagai petugas kebersihan akhirnya justru lebih berhasil dalam investasi dan keuangan pribadinya daripada seseorang dengan tingkat kecerdasan mengagumkan, lulusan Harvard bergelar MBA.

Sekali lagi, kejadian menarik ini sepertinya hanya mungkin terjadi di bidang keuangan, bukan di bidang yang lain. Seorang yang tak ahli ternyata bisa lebih sukses dan berhasil daripada seorang yang ahli.

Bila kisah Read masih terasa belum cukup meyakinkan, mari melihat kisah hidup dua orang investor saham legendaris yaitu Warren Buffett dan Lo Kheng Hong.

Buffett yang hampir selalu masuk dalam deretan orang terkaya sejagat dikenal karena kemampuan investasinya. Tapi jangan lupakan fakta bahwa ia punya latar belakang sebagai loper koran.

Buffett selalu mengatakan, setiap orang punya kesempatan yang sama untuk sukses berinvestasi saham. Ia juga selalu menerapkan logika dan prinsip kesederhanaan dalam memilih saham yang akan dibelinya.

Lo Kheng Hong, triliuner saham yang sering disebut "Warren Buffettnya Indonesia" juga punya latar belakang dari keluarga sederhana. Lo hanya seorang mantan pegawai tata usaha di sebuah bank swasta yang pekerjaannya sehari-hari memfoto copy kelengkapan administrasi nasabah yang ingin mengajukan kredit.

Sambil bekerja, Lo juga kuliah di salah satu kampus "tak bernama" di Jakarta yang tak punya gedung sendiri. Lo bukanlah lulusan ilmu ekonomi atau akuntansi melainkan sarjana jurusan Sastra Inggris.

Tapi siapa yang mengira, Lo bisa menjadi investor saham yang sukses dan meraih kekayaan dalam jumlah yang sangat besar. Dengan agak berkelakar, ia sering membandingkan dirinya yang hanya lulusan kampus sederhana namun ternyata jadi lebih kaya dari 99 persen lulusan Universitas Harvard.

Kesabaran dan konsistensi 

Lebih dari sekadar faktor keahlian atau kemampuan teknis berinvestasi, ternyata seringkali yang dibutuhkan agar sukses berinvestasi adalah kesabaran dan konsistensi.

Fuscone bangkrut bukan karena kurang keahliannya, melainkan semata-mata akibat sikap gegabah dan tak sabaran, berani meminjam uang dalam jumlah besar untuk sesuatu hal yang tak terlalu penting. Andai ia lebih konsisten mengembangkan kemampuan bisnis serta investasinya, pasti akhir kisah hidupnya akan berbeda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun