Mohon tunggu...
Stevan Manihuruk
Stevan Manihuruk Mohon Tunggu... Penulis - ASN

Buruh negara yang suka ngomongin politik (dan) uang

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Penghasilan Pas-Pasan, Apa yang Mau Diinvestasikan?

10 Agustus 2023   05:38 Diperbarui: 10 Agustus 2023   07:10 4554
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lo Kheng Hong, triliuner sekaligus salah satu investor saham tersukses di Indonesia, juga punya kisahnya sendiri. Ia berasal dari keluarga sederhana dan berhasil menamatkan kuliah sarjana dari sebuah kampus "tak bernama".

Ia kuliah di malam hari karena harus sambil bekerja sebagai pegawai rendahan di sebuah bank swasta.

Seperti halnya Read, Lo Kheng Hong juga punya kebiasaan selalu menyisihkan uang dari penghasilannya setiap bulan untuk ditabung dan dibelikan saham. Ia hidup hemat dengan penghasilan yang dimiliki. Itu yang dilakukannya secara konsisten selama berpuluh tahun. 

Lo Kheng Hong dalam setiap kesempatan sering berkata dengan nada yang sangat memikat "Ada 1% atau sekitar 3130 orang lulusan Universitas Harvard (salah satu yang terbaik di dunia) yang punya uang $30 juta. Sementara Lo Kheng Hong hanya kuliah di salah Universitas di Jakarta yang tidak punya kampus. Setiap malam saya kuliah di gedung SMA yang disewa oleh universitas. Tetapi sekarang, Saya lebih kaya dari 99 % lulusan Universitas Harvard".

Sisihkan bukan sisakan

Setelah membaca kisah hidup Read dan Lo Kheng Hong di atas, apa yang bisa kita pelajari? Apakah kita masih mau menjadikan penghasilan pas-pasan sebagai alasan tidak memulai berinvestasi? Apakah nasib dan pekerjaan kita saat ini masih "lebih sial" dari nasib Read yang bekerja sebagai penjaga pom bensin dan petugas kebersihan? 

Atau masih mencari alasan yang lebih canggih lagi, "Tapi gaji petugas kebersihan di Amerika kan pasti beda dengan di Indonesia?" Kalau masih punya pemikiran seperti ini, dapat disimpulkan sebenarnya Anda memang tak ada niat sama sekali.

Salah satu tips sederhana yang saya pelajari sekaligus praktikkan agar selalu konsisten dan punya uang untuk diinvestasikan adalah dengan berusaha menyisihkan bukan menyisakan. Apa bedanya?

Kalau menyisakan, berarti kita berpikir bahwa gaji/penghasilan yang (mungkin) rutin diperoleh tiap bulan akan kita gunakan terlebih dahulu untuk memenuhi seluruh kebutuhan dan kalau ada sisanya, itu yang akan kita tabung atau investasikan.

Kalau menyisihkan, berarti kita sudah punya hitung-hitungan bahwa dari setiap penghasilan bulanan yang diperoleh, kita akan langsung menyisihkan sebagian untuk diinvestasikan. Sisanya itu yang akan kita gunakan untuk bermacam-macam keperluan.

Masalah yang sering terjadi saat kita berpikir untuk menyisakan, ternyata setelah gaji digunakan untuk berbagai keperluan akhirnya tidak ada lagi sisa uang untuk diinvestasikan. Kita berpikir mungkin bulan depan. Ternyata tetap tidak bisa. Begitu seterusnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun