Artinya setiap tahun saya pasti akan menerima dana segar sebesar 5% x 600 milar=30 miliar. Kalau dibagi 12 bulan, maka saya punya dana bulanan untuk dihabiskan sebesar 2,5 miliar. Tanpa saya harus melakukan apa-apa, tanpa harus menjual saham yang saya punya. Ini baru bicara dividen saja, belum potensi keuntungan dari kenaikan harga saham.
Bahkan dengan dividen yang sangat mini katakanlah sebesar 1 persen saja, saya masih akan mendapatkan dana segar tiap tahunnya sebesar 6 miliar. Bila dibagi 12 bulan, maka saya punya dana bulanan sebesar 500 juta.
Padahal di bursa saham, ada saham-saham tertentu yang bisa membagikan dividen diatas 10 persen. Saham-saham perusahaan batubara misalnya yang kebetulan sedang berada pada siklus baiknya, tahun ini bisa memberi dividen jumbo kepada para pemegang sahamnya. Rata-rata diatas 20 hingga 30 persen. Â
Tahun ini saya juga punya pengalaman menarik ketika salah satu saham perusahaan saya yang bergerak di sektor konstruksi membuat kejutan. Jika biasanya mereka memberikan dividen tahunan pada kisaran 6-8 persen, tahun ini justru naik sampai 4 kali lipat. Artinya saya dapat dividen dengan imbal hasil nyaris 30 persen. Kejutan yang sangat menyenangkan.
Angka 600 miliar itu bagi saya sungguh luar biasa banyaknya, terlebih lagi bila dijadikan modal investasi.
Andaipun masih ada yang ragu dan belum paham tentang investasi saham, dana sebesar itu juga bisa diinvestasikan pada instrumen investasi yang lain dan sepertinya paling aman misalnya dengan membeli surat utang atau obligasi yang diterbitkan pemerintah.
Imbal hasil yang ditawarkan pun cukup lumayan, rata-rata sekitar 5-6 persen per tahun. Soal keamanan dana investasi? Bisa dikatakan 100 persen aman karena yang menjamin langsung adalah pemerintah itu sendiri.
Lebih kurang seperti itu yang langsung muncul dalam benak saya, seandainya punya uang 600 miliar. Dengan hasil keuntungan rutin investasi tiap bulan senilai miliaran rupiah tentu saya akan bisa melakukan banyak hal, lebih dari sekadar membiayai hidup keluarga saja. Mungkin saya akan lebih leluasa bisa berbagi rezeki dan membantu orang-orang yang membutuhkan.
Angan-angan saya ini mungkin terlalu sederhana karena memang pada dasarnya belum pernah melihat apalagi punya uang sebanyak itu. Sementara para politisi mungkin punya tujuan berbeda dan pastinya sangat mulia.
Berkorban uang sampai ratusan miliar baginya barangkali belumlah apa-apa dan biasa-biasa saja. Terlebih lagi saat menjadi ketua umum partai, maka ia akan bisa memperjuangkan aspirasi dan kepentingan rakyat yang sangat banyak sekaligus mengabdi pada nusa dan bangsa. Cieeee....yang mau mengabdi ^.^
***