Sekali lagi harus terus diingat, para investor saham paling sukses di dunia sekalipun pernah salah dan gagal kala membeli saham. Mereka terpaksa harus menjual rugi saham yang dimilikinya. Tapi faktanya itu tak pernah membuat mereka jadi berhenti berinvestasi.
Para investor saham yang sukses selalu mengajarkan bahwa ketika membeli saham, kita harus sudah punya mindset yang benar. Kita harus punya alasan yang sangat kuat sebelum akhirnya memutuskan untuk membelinya.
Yakinkan bahwa kita tahu bisnis saham apa yang akan kita beli. Karena di balik setiap lembar saham ada bisnis yang bekerja, maka pastikan kita benar-benar sudah mempelajari seluk-beluk bisnisnya. Apa produk yang dihasilkan, bagaimana kinerja bisnisnya, siapa manajemennya, berapa banyak laba yang bisa dihasilkan, serta bagaimana pula proyeksi dan prospek ke depannya.
Sebelum benar-benar mempertimbangkan hal-hal diatas, maka langkah yang paling bijak adalah jangan pernah berani membeli.
Lo Kheng Hong sering mengatakan "Tuhan maha pengampun, tapi bursa saham takkan kenal ampun menghukum orang-orang yang membeli saham tapi sebenarnya tidak tahu apa yang sedang dibelinya"
Ketika sudah membeli saham yang menurut kita benar-benar menarik, selanjutnya kita harus punya kesabaran. Berhasil tidaknya suatu bisnis jelas tak bisa dinilai hanya dalam jangka waktu yang pendek, bukan?
Maka berikan waktu yang cukup, biarkan bisnisnya bekerja dan lihat hasilnya untuk membuktikan apakah sesuai dengan proyeksi dan harapan yang sudah kita buat.
Pergerakan harga saham harian tak perlu dipusingkan, selama bisnis perusahaan yang kita beli masih berjalan sesuai harapan. Pergerakan harga saham dalam jangka pendek lebih didominasi oleh sentimen pasar akibat kabar atau berita yang muncul.
Namun satu hal yang pasti, bisnis perusahaan yang terbukti memiliki kinerja yang baik maka cepat atau lambat harga sahamnya pasti akan diapresiasi oleh pelaku pasar.
Akhirnya ketika kita sudah punya mindset yang benar dalam berinvestasi saham, mudah-mudahan kita takkan pernah berpikir untuk "pensiun dini" dari pasar saham. Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â
***