Kelima, nilai dan harga. Â Â
Dalam berinvestasi saham selalu ditekankan tentang perbedaan antara nilai dan harga. Buffett mengatakan, "harga adalah sesuatu yang kita bayarkan, nilai adalah sesuatu yang kita dapatkan".
Maksudnya bahwa di pasar saham ada banyak pilihan saham perusahaan yang bisa kita beli. Investor yang bijak akan selalu membandingkan nilai saham itu dengan harga yang harus dibayar. Apakah harga yang ditawarkan di pasar sudah cukup murah/terdiskon, wajar, atau justru sudah kemahalan?
Pilihan terbaik tentu saja membeli saham perusahaan yang bernilai bagus di harga terdiskon atau minimal di harga yang wajar. Pilihan terburuk adalah ketika membeli saham perusahaan yang kualitasnya jelek entah di harga murah apalagi di harga mahal. Â Â
Namun uniknya di pasar saham sesuatu hal yang irasional kerap terjadi. Saham perusahaan yang jelek bisa dihargai begitu mahal saat mayoritas pelaku pasar sedang dalam suasana yang sangat optimis dan bergairah. Sebaliknya ada kalanya pula saham perusahaan dengan bisnis yang baik justru dihargai sangat murah oleh pasar.
Dalam kehidupan sehari-hari mungkin hal serupa juga bisa kita temui. Suatu ketika orang bisa berlomba bahkan sampai rela mengantre hanya demi membeli sebuah barang yang sedang viral dengan harga mahal.
Padahal mungkin saja barang tersebut sebenarnya tak terlalu "bernilai" dalam hidupnya. Dalam artian bukan merupakan kebutuhan mendesak atau bisa memberikan nilai tambah/manfaat untuknya. Satu-satunya motivasi ikut membeli hanya gara-gara tak mau ketinggalan dari orang lain.
Ada pula yang demi gengsi lalu rela mengeluarkan uang dalam jumlah sangat besar hanya untuk membeli sebuah barang dengan merek tertentu. Padahal mungkin saja ada barang lain dengan harga yang jauh lebih murah namun sebenarnya masih tetap punya nilai/kualitas yang baik. Â Â
***
Jambi, 1 Agustus 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H