Mohon tunggu...
Stevan Manihuruk
Stevan Manihuruk Mohon Tunggu... Penulis - ASN

Buruh negara yang suka ngomongin politik (dan) uang

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

5 Prinsip Investasi Saham yang Berguna bagi Kehidupan

1 Agustus 2023   06:03 Diperbarui: 1 Agustus 2023   07:31 1257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Shutterstock)

Keempat, berani mengakui kesalahan.    

Ini masih berkaitan dengan poin sebelumnya. Saat kita sudah mengambil keputusan, ada kalanya kita menyadari telah mengambil keputusan yang salah, maka sikap jujur dan berani mengakuinya merupakan tindakan yang bijak. Mudah? Tentu saja tidak.

Dalam investasi saham, potensi kita melakukan kesalahan juga cukup besar. Ada kalanya kita membeli saham karena sekadar ikut-ikutan kata orang. Sering juga kita salah menilai dan memproyeksikan suatu saham meskipun awalnya kita merasa sudah sungguh-sungguh menganalisisnya.

Saat kita benar-benar menyadari telah melakukan kesalahan, tindakan paling tepat adalah segera menerima dan mengakuinya. Dalam hal investasi saham, tindakan segera menjual saham yang dimiliki meskipun dalam posisi rugi menjadi bentuk nyata kita mengakui telah melakukan kesalahan. Sekali lagi, ini memang tidak mudah bahkan cenderung menyakitkan.

Namun harus disadari bahwa tindakan itu mungkin bisa meluputkan kita dari kerugian yang lebih besar.

Katakanlah kita telanjur membeli saham ABCD dan ternyata kita tersadar sudah melakukan kesalahan. Saat harga saham itu turun sampai 50 persen misalnya, tindakan kita untuk segera menjualnya barangkali akan lebih bijak daripada mencoba bertahan dan mengingkarinya. Apa jadinya misalnya ketika ternyata harga saham itu turun terus bahkan paling buruk akhirnya sampai ditendang dari bursa.     

Saat kita berani menanggung kerugian 50 persen, bukankah sebenarnya itu berarti masih ada sisa uang yang bisa diselamatkan? Siapa tahu dengan uang itu kita bisa berinvestasi di saham lain yang jauh lebih berpotensi menghasilkan keuntungan.   

Satu hal penting untuk diingat. Bahkan investor legendaris seperti Warren Buffett pun tak luput dari melakukan kesalahan. Misalnya saat ia pernah membeli saham maskapai penerbangan. Belakangan ia sudah memutuskan menjual sahamnya itu dalam posisi merugi triliunan rupiah.

Faktanya bahwa manusia memang terbatas dan tak pernah luput dari kesalahan.   

Dalam kehidupan sehari-hari pun demikian. Seberapa banyak orang yang sering kali berupaya mengingkari kesalahannya alih-alih segera mengakuinya? Padahal keberanian mengakui kesalahan merupakan proses pembelajaran menuju kedewasaan.

Dengan berani mengakui kesalahan, ke depannya kita mendapat pembelajaran untuk lebih berhati-hati saat akan mengambil keputusan.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun