Elon Musk, bikin heboh lagi. Salah satu orang terkaya dunia tersebut tiba-tiba saja mengganti logo platform medsos Twitter dari burung biru menjadi anjing Shiba Inu.
Elon Musk adalah CEO Twitter setelah beberapa waktu lalu membeli saham perusahaan tersebut senilai US$44 mililar atau setara Rp 668 Triliun.
Elon Musk juga dikenal publik sebagai pemilik Tesla dan SpaceX, perusahaan mendunia yang berkontribusi membuat namanya melambung dan masuk dalam jajaran orang terkaya di dunia saat ini.
Logo anjing Shiba Inu pasti cukup familiar khususnya di kalangan pelaku pasar kripto. Ya, Shiba Inu merupakan logo salah satu koin digital yaitu Dogecoin.
Dalam beberapa tahun terakhir, Musk memang terbilang cukup sering melakukan "endorse" terhadap koin kripto, salah satunya Dogecoin ini.
Menurut CoinMarketCap.com, Dogecoin merupakan mata uang kripto yang paling berharga, dan berada pada posisi 8, dengan kapitalisasi pasar lebih dari 13 miliar dollar AS (Kompas.com).
Saya tak terlalu paham tentang pasar kripto, namun kalau saya tak salah, dua posisi teratas untuk koin kripto sekaligus paling terkenal sepertinya masih dipegang Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH).
Beberapa influencer sering menyebut Bitcoin dan Ethereum ini bila diibaratkan dengan saham, merupakan saham Bluechip yang kapitalisasi pasarnya sangat besar. Â Â Â
Influencer dan "pompom"
Semestinya pergantian logo perusahaan apalagi dilakukan pemiliknya langsung yang merangkap sebagai CEO merupakan hal yang wajar-wajar saja. Namun saat Elon Musk yang melakukannya, ceritanya jadi sangat berbeda.
Pasca Musk mengumumkan perubahan tersebut lewat akun twitter pribadinya, para pelaku pasar kripto langsung memberikan respon.
Dogecoin langsung diburu para pelaku pasar yang ingin membelinya dan hukum pasar pun berlaku, ketika permintaan melonjak tinggi maka harganya pun langsung mengikuti, dikabarkan sampai diatas 25 % hanya dalam waktu yang sangat singkat.
Kejadian menarik ini ibarat pengulangan kejadian-kejadian yang sudah pernah terjadi sebelumnya.
Sebagaimana dilansir situs Kompas.com (4/4), pada Desember 2021, Tesla mengumumkan akan menerima mata uang DOGE untuk pembelian beberapa merchandise.
Saat itu, Musk mengatakan di Twitter bahwa Tesla akan melihat kelanjutan metode pembelian itu. Dogecoin langsung melonjak lebih dari 20 persen setelah tweet Musk tersebut.
Pada Januari 2022, ketika Musk mengumumkan di Twitter bahwa pembayaran dengan Dogecoin bisa dilakukan secara langsung, aset kripto berlogo anjing tersebut melonjak sebanyak 15 persen.
Apa yang bisa dipelajari? Bahwa ternyata dimana-mana, perilaku para pelaku pasar aset hampir sama. Pasar saham atau pasar kripto, sama saja. Pelaku pasar seringkali kurang rasional.
Perubahan harga secara signifikan sering kali cuma dipicu sesuatu hal kecil yang kalau dipikir-pikir tak ada kaitannya dengan aset dimaksud.
Dalam dunia saham, beberapa waktu lalu sempat diperdebatkan perihal ulah para figur publik sering disebut sebagai "influencer" yang gemar mempromosikan saham-saham tertentu dan mengajak orang lain untuk ikut membeli.
Otoritas pasar modal sampai-sampai harus ikut turun tangan dan memberikan peringatan keras berkaitan hal tersebut. Ada kekuatiran para pelaku pasar saham menjadi tidak rasional dan sekadar ikut-ikutan saat berinvestasi.
Sebenarnya kalau dipikir-pikir, agak sulit juga untuk membatasi perilaku para influencer dan aksi "pompomnya".
Seperti kejadian barusan, bukankah sebenarnya Elon Musk tidak ada mengajak orang lain secara langsung untuk membeli koin tertentu? Ia hanya sekadar mengganti logo perusahaan yang dimilikinya. Titik. Para pelaku pasarlah yang memberikan respon berlebihan.
Ini juga menjadi pengingat tentang pentingnya edukasi. Sebelum memasuki hiruk pikuk pasar aset entah saham, kripto, atau apapun namanya memang harus punya persiapan terlebih dulu. Pelajari dan pahami sebelum masuk ke dalamnya.
Tanpa punya persiapan, itu ibarat kita sedang nekat memasuki belantara hutan yang mungkin saja masih banyak binatang buas di dalamnya. Kita bisa saja dimangsa dan menjadi korbannya.
Istilah "learning by doing" jangan diterjemahkan secara serampangan saat kita akan berpikir untuk mulai berinvestasi.
Pembelajaran tentang investasi berikut upaya pembentukan mindset, mental, dan kesabaran memang merupakan praktik pembelajaran dan latihan yang terus menerus.
Namun tak berarti kita bisa memasuki suatu arena pertarungan yang sama sekali tak dipahami dengan asumsi bisa belajar sambil melakukannya.
Prinsip sekadar menunggu dan mengikuti apa kata influencer atau siapapun dalam berinvestasi jelas-jelas akan sangat berbahaya.
Ingatlah selalu bahwa uang kita adalah uang kita dan setiap keputusan yang kita ambil merupakan tanggung jawab kita juga. Belajar dan berkomitmen untuk tidak membuat keputusan penting mengenai uang kita hanya gara-gara mengikuti kehebohan pasar atau "pompom" para influencer.
***
Jambi, 5 April 2023
           Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H