Setelah dicopot dari jabatannya sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), jejak karier Wishnutama Kusubandio ternyata belum habis. Kita ingat, akhir Desember lalu, Wishnutama ternyata masuk dalam satu dari enam nama Menteri yang diganti Jokowi. Posisi Wishnutama digantikan oleh Sandiaga Uno, mantan kompetitor Jokowi-Maruf di Pilpres lalu.
Sedikit kilas balik tentang sosoknya. Pria kelahiran 4 Mei 1976 ini sempat berkarier di sejumlah televisi nasional. Dimulai pada 1994, Wishnutama bergabung dengan Indosiar. Selepas dari Indosiar, Ia bergabung dengan Trans TV dan menjadi Direktur Utama pada 2008. Hingga kemudian mendirikan NET TV pada 2013 dan menjadi CEO dan Komisaris Utama di stasiun televisi itu.
Salah satu prestasi besar yang dibuatnya dan akan selalu terekam dalam memori publik adalah momen Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang. Panggung opening dan closing ceremony Asian Games 2018 berhasil mengundang decak kagum sekaligus membuat bangga anak bangsa. Wishnutama, menjadi salah satu tokoh kunci di balik kesuksesan acara tersebut.
Setelah momen bersejarah itu, Wishnutama bersama Erick Thohir dikabarkan bergabung dalam Tim Kampanye Nasional Jokowi-Maruf. Perbedaannya, Wishnutama lebih banyak bermain di balik layar. Tuah dan kesuksesannya terus berlanjut. Jokowi menang dan Wishnutama juga dipilih menjadi salah satu anggota kabinet.
Pencopotan Wishnutama memang sempat menimbulkan tanda tanya di sebagian kalangan. Selain soal masa jabatannya yang terbilang menjadi sangat singkat, namanya juga jauh dari sentimen negatif media. Tak seperti nama-nama Menteri lain yang diganti. Apalagi sampai harus membandingkannya dengan dua Menteri yang tertangkap KPK karena korupsi. Singkatnya, pencopotan Wishnutama saat itu memang agak mengejutkan.
Jabatan bergengsi
Cuma butuh waktu singkat, Wishnutama akhirnya kembali mendapat kepercayaan menduduki jabatan yang tak kalah bergengsi. Terhitung sejak Kamis (11/2), secara resmi dirinya menjabat sebagai Komisaris Utama PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel) yang tak lain merupakan anak usaha PT Telkom Indonesia Tbk (Telkom).
Pengangkatan ini diumumkan oleh PT Telkom Indonesia Tbk (Telkom) dan Singapore Telecommunications Ltd (SingTel) selaku pemegang saham Telkomsel. Sehari sebelumnya, media ramai memberitakan kehadiran Wishnutama di kantor Menteri BUMN, Erick Thohir. Keduanya makan siang bersama. Namun publik sudah menebak-nebak bahwa itu bukan makan siang biasa antara dua sahabat dekat. Dugaan tersebut ternyata tidak meleset sama sekali.
Fakta menarik lainnya, beberapa hari sebelum diumumkan sebagai Komut Telkomsel, Wishnutama juga baru saja mendapat kepercayaan untuk menduduki (kembali) jabatan Komisaris Tokopedia, salah satu e-commerce terbesar di Indonesia.
Ini bukan jabatan baru baginya. Sebelum diangkat sebagai Menparekraf, ia sudah pernah mendudukinya, sebelum akhirnya harus mengundurkan diri pada 21 Oktober 2019. Keputusan itu harus diambil agar tidak terjadi rangkap jabatan dan dirinya bisa fokus mengemban tugas sebagai Menteri.
Pertanyaannya, pasca ditunjuk sebagai Komut Telkomsel, apakah Wishnutama akan melepas (lagi) jabatannya di Tokopedia yang baru beberapa hari diduduki? Ataukah ia akan melakukan rangkap jabatan?
Satu hal yang pasti, jabatan Komisaris baik di Telkomsel maupun Tokopedia jelas bukan main-main. Dua perusahaan besar ini pastinya tidak sedang berjudi apalagi sembarangan saat memutuskan untuk memilih dirinya. Ada tujuan dan mimpi besar yang ingin dicapai.
Telkomsel selaku provider "pelat merah" punya cita-cita besar menjadi Digital Company. Kemajuan Telkomsel juga akan berdampak cukup besar bagi pemerintah. Contoh sederhana, bila perusahaan semakin sukses dan terus mencetak laba, maka otomatis akan ikut berkontribusi menambah pemasukan negara.
Sama halnya dengan Tokopedia yang kita tahu kiprah dan mimpi-mimpi besarnya. Salah satu isu yang paling santer beredar saat ini adalah kemungkinan bergabungnya Tokopedia dengan Gojek sekaligus mencatatkan saham perdana perusahaan gabungan alias Initial Public Offering (IPO) di bursa saham Amerika dan Indonesia. Valuasi kedua perusahaan tersebut diperkirakan bisa mencapai Rp 560 triliun dengan kurs Rp 14.000 per dolar AS. Angka yang fantastis.
Jadi menurut hemat saya, Wishnutama akan lebih baik memilih dan fokus pada salah satu jabatan saja. Meskipun sepertinya tidak (belum) ada aturan yang membatasinya untuk rangkap jabatan, namun demi mencapai tujuan dan hasil yang lebih maksimal, akan lebih baik bila itu yang dilakukan.
Sehebat apapun kemampuannya dan sebanyak apapun pengalaman yang sudah dimiliki, rasa-rasanya tidak akan cukup bila harus mengemban tugas berat dari dua perusahaan besar tersebut di saat yang bersamaan.
Betul bahwa jabatan sebagai Komisaris atau Komisaris Utama bukanlah sebagai eksekutor utama perusahaan karena itu menjadi domain Direksi. Tapi tak juga menafikan bahwa jabatan tersebut harus saling bersinergi dan mengisi satu sama lain.
Sebagai contoh, kita ingat bagaimana Erick Thohir sampai harus "menarik" Ahok untuk menjadi Komisaris Utama Pertamina, guna mendukung kinerja perusahaan tersebut. Ternyata terbukti. Prestasi Pertamina tahun 2020 yang sukses mencetak laba, juga diamini sebagai buah kerjasama yang apik antara Dewan Komisaris dan Dewan Direksi.
Selain soal fokus, rangkap jabatan Wishnutama di Telkomsel dan Tokopedia juga sangat rentan dan berpotensi terkena isu terkait persaingan usaha. Pasalnya, dua perusahaan raksasa ini sama-sama bersinggungan dengan bisnis digital. Sebelum itu terjadi, bukankah akan lebih baik bila dicegah dari sekarang?
Akhirnya, selamat bekerja buat Wishnutama. Bangsa ini membutuhkan karya-karya hebat dan membanggakan dari Anda.
***
Jambi, 13 Februari 2021 Â Â Â
            Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H