Ada berbagai metode yang bisa dilakukan para orang tua untuk menanamkan nilai-nilai moral pada anaknya, salah satunya dengan bercerita. Agar lebih menarik, cerita tidak harus melulu tentang manusia tapi bisa juga menggunakan cerita fabel yaitu cerita yang karakter tokoh-tokohnya adalah hewan yang berperilaku seperti manusia. Cerita berikut ini tentang Tiger, Harimau yang kuat dan perkasa namun sombong.
***
Suatu sore, di pedalaman hutan yang lebat, sekelompok warga hutan sedang berkumpul. Tiba-tiba dari arah lain mereka mendengar ada derap langkah tergesa yang datang mendekat. Suasana mendadak tegang. Cuma sesaat dan semua bernafas lega saat tahu pemilik langkah itu ternyata Si Kancil.
"Gawat. Gawat. Kita semua dalam bahaya," kata kancil dengan nada ketakutan diiringi nafas yang tersengal-sengal.
"Apa maksudmu wahai kancil, temanku? Tolong sampaikan secara perlahan, kami ingin mendengar" Gajah bertanya sambil coba menenangkan.
Kancil menarik nafasnya secara perlahan dan dilakukannya itu berulang-ulang, sampai ia merasa agak tenang.
"Aku sedang berjalan-jalan sampai tiba di tepi sungai," Kancil memulai ceritanya. Sambil terus berusaha menenangkan dirinya, Kancil menceritakan semua kejadian yang dilihat dan didengarnya.
"Aku baru saja melihat sekelompok manusia. Kalau tidak salah, lima orang. Dua orang menatang senapan. Sisanya membawa semacam alat mesin yang aku tak tahu apa namanya apalagi gunanya"
"Jangan-jangan, mereka itu pembalak liar yang mau membakar hutan ini?" Singa tua menimpali. Semua ketakutan karena membayangkan kengerian yang mungkin akan terjadi. Tiba-tiba terdengar tawa terbahak-bahak. Suara Tiger, Si Harimau.Â
"Hahaha...Itu tidak mungkin wahai Singa tua yang bodoh. Sekarang ini musim penghujan, bagaimana bisa mereka mau membakar hutan? Lagipula, kalau hanya lima orang, mengapa harus takut? Jumlah kita jauh lebih banyak dari mereka. Jangan-jangan mendengar aumanku saja, mereka akan lari ketakutan meninggalkan hutan ini. Hahaha...." Harimau berkata dengan pongahnya.
"Hei...Tiger. Kamu jangan terlalu sombong dan meremehkan manusia. Ingat, mereka adalah makhluk pintar dan berakal. Mereka bisa melakukan apa saja yang bahkan tak pernah bisa kita bayangkan," Gajah mengingatkan.
"Hahaha...kamu lagi, Gajah gendut. Nyalimu ternyata tak sebesar tubuhmu. Mereka memang punya akal, tapi aku punya taring dan kuku cakar yang tajam. Kamu kira, lebih hebat yang mana, hah?" Tiger menjawab sambil menunjukkan taring dan cakarnya.
"Lagipula, belum tentu apa yang tadi disampaikan si Kancil itu benar. Kalian tahu sendiri, dia licik dan suka berbohong? Aku bukan buaya bodoh yang mudah percaya dengan kata-kata si Kancil." Tiger semakin arogan, memojokkan hewan yang lain dengan nada mengejek.
"Tiger, temanku. Kamu benar, selama ini aku memang sering usil dan berbohong. Tapi kali ini kumohon kamu percaya dengan apa yang kukatakan. Aku tidak mungkin berbohong apalagi bermain-main, karena ini menyangkut keselamatan nyawa kita. Sadarlah teman, kita harus segera mengungsi. Nyawa kita saat ini dalam bahaya," Kancil berusaha menjelaskan.
"Tidak. Aku tidak mau. Silakan saja kalau kalian mau pergi. Aku tidak akan ikut. Tempat ini sudah sangat nyaman buatku. Aku juga bisa menjaga diriku sendiri." Tiger bersikeras dan tampak siap-siap untuk berlalu. Hewan-hewan lain masih mencoba membujuk, tapi sepertinya percuma.
Akhirnya sore itu juga, rombongan hewan kecuali Tiger bersepakat untuk sementara waktu pergi mencari tempat yang lebih aman. Mereka berjalan beriringan sambil berjaga-jaga satu sama lain.
***
Keesokan harinya, rombongan itu sudah berjalan cukup jauh dari tempat asalnya. Mereka menemukan tempat yang dianggap cocok untuk berdiam sementara dan pastinya dianggap aman.
Saat sedang beres-beres menyiapkan tempat untuk beristirahat, tiba-tiba dari kejauhan mereka melihat Tiger yang sedang berjalan kepayahan. Mereka segera menolongnya. Kondisi Tiger saat itu sangat memprihatinkan. Tubuhnya penuh luka.
Tiba-tiba Tiger menangis terisak-isak sambil berusaha memeluk teman-temannya.
"Maafkan aku, teman. Aku memang mahluk yang sombong. Kalau saja aku mengikuti nasihat kalian, aku takkan jadi seperti ini,"
Kekhawatiran teman-teman Tiger ternyata memang benar. Manusia datang ke hutan dengan maksud yang jahat. Mereka memang tidak ingin membakar. Tapi mereka sudah membawa alat lengkap untuk menebangi pohon-pohon dalam hutan.
Mereka sangat terampil menggunakan alatnya. Dalam waktu singkat, puluhan pohon besar berhasil ditebang. Mereka tidak gentar saat Tiger mencoba menghadang. Sebaliknya, mereka bahkan berhasil melukai tubuh Tiger. Beruntung Tiger masih bisa melarikan diri. Â Â
***
Cerita fabel ini mengandung pesan moral yang penting untuk diresapi dan diamalkan. Di dunia ini, tidak ada hal yang patut disombongkan. Kita adalah mahluk ciptaan yang sudah pasti punya kelebihan dan kekurangan. Jadi, jangan pernah merasa lebih hebat dari yang lain. Jangan pula menganggap rendah serta remeh sesama. Semoga bermanfaat.
***
Jambi, 7 Januari 2021 Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H