"Hahaha...kamu lagi, Gajah gendut. Nyalimu ternyata tak sebesar tubuhmu. Mereka memang punya akal, tapi aku punya taring dan kuku cakar yang tajam. Kamu kira, lebih hebat yang mana, hah?" Tiger menjawab sambil menunjukkan taring dan cakarnya.
"Lagipula, belum tentu apa yang tadi disampaikan si Kancil itu benar. Kalian tahu sendiri, dia licik dan suka berbohong? Aku bukan buaya bodoh yang mudah percaya dengan kata-kata si Kancil." Tiger semakin arogan, memojokkan hewan yang lain dengan nada mengejek.
"Tiger, temanku. Kamu benar, selama ini aku memang sering usil dan berbohong. Tapi kali ini kumohon kamu percaya dengan apa yang kukatakan. Aku tidak mungkin berbohong apalagi bermain-main, karena ini menyangkut keselamatan nyawa kita. Sadarlah teman, kita harus segera mengungsi. Nyawa kita saat ini dalam bahaya," Kancil berusaha menjelaskan.
"Tidak. Aku tidak mau. Silakan saja kalau kalian mau pergi. Aku tidak akan ikut. Tempat ini sudah sangat nyaman buatku. Aku juga bisa menjaga diriku sendiri." Tiger bersikeras dan tampak siap-siap untuk berlalu. Hewan-hewan lain masih mencoba membujuk, tapi sepertinya percuma.
Akhirnya sore itu juga, rombongan hewan kecuali Tiger bersepakat untuk sementara waktu pergi mencari tempat yang lebih aman. Mereka berjalan beriringan sambil berjaga-jaga satu sama lain.
***
Keesokan harinya, rombongan itu sudah berjalan cukup jauh dari tempat asalnya. Mereka menemukan tempat yang dianggap cocok untuk berdiam sementara dan pastinya dianggap aman.
Saat sedang beres-beres menyiapkan tempat untuk beristirahat, tiba-tiba dari kejauhan mereka melihat Tiger yang sedang berjalan kepayahan. Mereka segera menolongnya. Kondisi Tiger saat itu sangat memprihatinkan. Tubuhnya penuh luka.
Tiba-tiba Tiger menangis terisak-isak sambil berusaha memeluk teman-temannya.
"Maafkan aku, teman. Aku memang mahluk yang sombong. Kalau saja aku mengikuti nasihat kalian, aku takkan jadi seperti ini,"
Kekhawatiran teman-teman Tiger ternyata memang benar. Manusia datang ke hutan dengan maksud yang jahat. Mereka memang tidak ingin membakar. Tapi mereka sudah membawa alat lengkap untuk menebangi pohon-pohon dalam hutan.