Penambahan program studi berorientasi agribisnis hortikultura, agribisnis perkebunan, mekanisasi pertanian pada enam Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STTP), pelibatan mahasiswa/alumni/pemuda tani untuk mengintensifkan pendampingan/pengawalan program Kementerian Pertanian, penumbuhan kelompok usaha bersama (KUB) yang difokuskan bidang pertanian bagi pemuda tani, pelatihan dan magang bagi pemuda tani, optimalisasi penyuluh merupakan beberapa hal yang sudah dan terus dikerjakan pemerintah.
Bahwa berbagai upaya tersebut dirasakan belum berhasil sebagaimana diharapkan, tentu ini yang harus terus didorong dan diberi masukan agar hasilnya benar-benar optimal. Saya yakin, para petani muda yang terjun dan serius ingin memajukan sektor pertanian di daerahnya masing-masing, tentu tak hanya ada di desa Santiago, Solok. Pemerintah perlu menemukan mereka sekaligus memberikan dukungan-dukungan nyata sehingga dampaknya kian meluas dan bisa membawa perubahan.
Salah satu persoalan besar yang menghambat proses regenerasi petani adalah mengenai persepsi yang menganggap profesi sebagai petani bukanlah pilihan yang ideal. Ini yang perlu diluruskan. Menghadirkan lebih banyak lagi success story petani-petani muda di penjuru nusantara merupakan salah satu langkah yang konkret untuk dilakukan.
Untuk melawan persepsi yang telanjur diyakini bertahun-tahun lamanya tidak cukup sekadar memberi penjelasan atau berbagai penyuluhan. Bukti nyata keberhasilan yang sudah diraih orang lain akan lebih kuat untuk mengubah persepsi.
Dan bila sudah semakin banyak petani yang mampu berinovasi, tentu sektor pertanian kita pun akan terus dan semakin maju di masa-masa mendatang. Semoga
***
Jambi, 19 Mei 2019 Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H