Ada banyak momen haru, sedih dan menyentuh yang disuguhkan. Namun jangan khawatir, di sela-sela itu, ada pula adegan-adegan menggelikan dan lucu yang pasti bisa mengundang tawa. Keterlibatan salah satu komika nasional dalam film ini juga seakan menggaransi film ini takkan melulu mengumbar kisah kesedihan.
Perjalanan kisah hidup Ronggur memang cukup mendominasi kisah dalam film ini. Namun, persinggungan Ronggur dengan tokoh-tokoh lain juga saya yakin cukup membekas dalam ingatan para penonton. Â
Totalitas para pemeran tokoh dalam film memang layak diacungi jempol. Saya menemukan banyak respon positif di media sosial saat film ini pertama kali tayang di bioskop tahun 2015 lalu. Para pemeran tokoh terlihat memang sangat menghayati peran yang dimainkan. Â
Tidak heran jika berbagai penghargaan berhasil diraih film ini. Ajang Indonesian Movie Actors (IMA) Awards 2016 mau tak mau harus memilih film ini untuk kategori bergengsi yaitu Film Terfavorit.
Demikian halnya para pendukung film. Tokoh Sersan Tebe yang diperankan dengan apik oleh Mathias Muchus, dinobatkan sebagai pemeran pendukung pria terbaik ajang Piala Citra 2015.
Masih di ajang yang sama, "Toba Dreams" masuk dalam nominasi film terbaik, Benni Setiawan sebagai nominasi sutradara terbaik dan penulis skenario adaptasi terbaik, Vino G Bastian (Ronggur) nominasi pemeran utama pria terbaik, dan Oscar Firdaus masuk nominasi pengarah artistik terbaik. Dan masih ada beberapa penghargaan lagi di ajang bergengsi lainnya.
Bila tahun 2015 lalu anda belum sempat menyaksikan tayangan film ini di bioskop dan sekarang masih mencari-cari film yang menghibur sekaligus sarat dengan inspirasi dan edukasi, saya sarankan segera menonton film ini.
Film ini tidak akan terlalu banyak "menggurui" penonton dengan dialog atau doktrin yang berat-berat. Kisah yang ditampilkan benar-benar mengalir dan kita diajak untuk bisa bermenung dan meneguk inspirasinya.
Jangan pula takut film ini akan terlalu banyak menggunakan dialek atau bahasa daerah (Batak Toba) yang sulit dimengerti. Lha, sutradara, penulis skenario dan hampir semua pemeran tokohnya saja bukan orang Batak asli kok. Â Â Â Â Â
Saya sudah beberapa kali menonton film ini dan rasanya masih tetap mengharukan, menyentuh, dan tetap ada bagian-bagian favorit yang saya anggap lucu. Bagaimana, semakin penasaran dengan film ini?
***