Mohon tunggu...
Stevan Manihuruk
Stevan Manihuruk Mohon Tunggu... Penulis - ASN

Buruh negara yang suka ngomongin politik (dan) uang

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pengalaman Keluargaku Menggunakan BPJS Kesehatan, Murah Tapi Bukan Murahan

22 Desember 2018   00:55 Diperbarui: 22 Desember 2018   01:05 830
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Ilustrasi: krjogja.com)

Atas saran beberapa teman dan keluarga, kami mencoba mencari second opinion ke beberapa dokter kandungan yang lain. Sempat ada harapan ketika ada dokter yang mengatakan istri saya baik-baik saja dan tidak ada miom dalam rahimnya.

Akhirnya karena belum menemukan jawaban yang pasti dan atas anjuran dokter, istri saya disarankan melakukan pemeriksaan MRI (Magnetic Resonance Imaging). Awalnya dokter mengatakan, pemeriksaan itu hanya ada di Jakarta. Namun setelah kami cari informasi, ternyata ada satu (dan satu-satunya) rumah sakit di Jambi yang memiliki fasilitas tersebut.

Kami juga mencari informasi terkait besarnya biaya untuk pemeriksaan tersebut. Kami mendapatkan angka di kisaran 8-10 juta rupiah, namun belum termasuk biaya dokter dan lain-lain.

Iseng-iseng kami bertanya, "Apakah memungkinkan biayanya ditanggung oleh BPJS Kesehatan?" Mengingat istri saya otomatis sudah memiliki kartu BPJS Kesehatan (sebelumnya ASKES, tanggungan saya sebagai PNS). Petugas rumah sakit mengiyakan dengan syarat kami harus mengurus sendiri surat rujukan mulai dari layanan kesehatan tingkat pertama dan lanjutan.

Singkat cerita, surat rujukan tersebut berhasil kami dapatkan. Hasil pemeriksaan MRI, positif di dalam rahim istri saya memang terdapat miom berukuran cukup besar, sekitar 10 cm. Sebelum miom itu membesar dan jadi lebih berbahaya, maka tindakan yang harus diambil adalah operasi caesar untuk mengeluarkannya.

Sekali lagi kami melapor dan bertanya ke bagian informasi, ternyata tetap ada peluang tindakan operasi pun akan ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Dengan catatan, bila ada selisih biaya yang tidak ditanggung, maka kami harus siap membayarnya. Kami setuju. Jadwal tindakan operasi pun dibuat.

Tuhan Maha Baik, operasi berjalan lancar. Kalau tidak salah, pasca operasi, istri saya masih sempat dirawat inap sekitar 4-5 hari di fasilitas ruang kelas 1 rumah sakit tersebut sebelum dokter mengijinkan kami pulang.

Dokter menuliskan resep obat sembari menyebutkan jadwal kontrol berikutnya. Tiba di meja penukaran resep obat, lalu nama istri saya dipanggil dan disodorkan beberapa jenis obat yang sudah dibungkus rapi.

Kami kaget saat bertanya jumlah biaya, ternyata petugasnya berkata tidak ada yang harus dibayar dan kami sudah boleh pulang. Bayangkan. Lebih istimewanya lagi, tiga kali kontrol berikutnya ke rumah sakit tersebut ke dokter yang sama, diberikan tambahan obat, kami tetap tidak mengeluarkan biaya serupiah pun. Sungguh pengalaman yang luar biasa.

Kabar baik berikutnya, saat ini istri saya sedang mengandung anak pertama kami. Sangat bersyukur atas kebaikan Tuhan dan atas pertolongan orang-orang baik yang sudah memberikan kemudahan dan pertolongan. Kami juga berterima kasih pada BPJS Kesehatan yang sudah ikut ambil bagian "berkarya" dalam perjalanan hidup kami.

Keluargaku sudah membuktikan dan merasakan betapa besar manfaat menggunakan BPJS Kesehatan. Hanya dengan taat membayar iuran yang murah, seluruh anggota keluarga sudah terlindungi dan dijamin pembiayaan kesehatannya dengan pelayanan yang tidak murahan. Terima kasih BPJS Kesehatan.

***                

Jambi, 22 Desember 2018    

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun