Belum lagi jika dikaji lebih dalam mengenai profesionalitasnya. Di dunia birokrasi juga sempat berkembang istilah PGPS (Pintar Goblok Penghasilan Sama). Sistem penggajian yang dianut memang masih dominan dihitung berdasarkan lamanya pengabdian masa kerja. Itu memang sudah mulai diimbangi melalui skema pemberian remunerasi (tunjangan kinerja) yang ditetapkan berdasarkan analisa risiko/beban pekerjaan.
Meskipun demikian, sebaik-baiknya motif dan tujuan PP ini, efektivitas dan hasilnya tentu masih menjadi pertanyaan. Saya memikirkan, sekurang-kurangnya ada dua hal yang bisa menjadi penentunya.
Pertama, dengan sistem pemberian dan besaran fasilitas dan penghasilan ASN pada umumnya saat ini, akankah bisa menarik minat para profesional yang dicari dan diharapkan? Atau jangan-jangan, mereka tetap tak akan merasa tertarik dan lebih memilih berkecimpung di luar birokrasi?
Sejujurnya, kebanyakan orang memilih menjadi PNS karena menawarkan kepastian kenyamanan (penghasilan rutin tiap bulan) serta adanya jaminan hari tua (pensiun). Sementara bagi mereka yang tertantang mengejar kemapanan, tentu saja menjadi PNS adalah pilihan kesekian.
Ditambah lagi berdasarkan PP yang ada, ASN melalui skema PPPK justru tak mendapat jaminan pensiun. Lagi-lagi pertanyaannya, apakah para profesional yang disasar itu benar-benar tertarik dan mau bergabung?
Kedua, sistem perekrutan. Ini patut mendapat perhatian penting. Tiada gunanya tujuan dan aturan yang baik bila pada pelaksanaanya justru tidak dikerjakan dengan sungguh-sungguh. Harapan mendapatkan amunisi tenaga-tenaga profesional dalam tubuh birokrasi bisa buyar seketika bila perekrutan dikerjakan serampangan.Â
Upaya merekrut tenaga-tenaga profesional bisa berhasil bila dikerjakan secara profesional pula. Sistem yang telah terbiasa mengedepankan faktor KKN takkan mungkin bisa melaksanakan ini.
Seperti istilah, akan lebih baik dan berguna aturan yang kurang baik namun dijalankan orang-orang baik dengan niat yang baik pula dibandingkan aturan yang "sempurna" namun dijalankan orang-orang yang punya niat tidak baik.
***
Jambi, 4 Desember 2018 Â Â Â Â Â Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H