Mohon tunggu...
Stevan Manihuruk
Stevan Manihuruk Mohon Tunggu... Penulis - ASN

Buruh negara yang suka ngomongin politik (dan) uang

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Lupakan Euforia Asian Games, Saatnya Menatap SEA Games

3 September 2018   09:39 Diperbarui: 4 September 2018   14:14 2243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemberian bonus kepada atlet peraih medali Asian Games 2018 di Istana Negara, Minggu (2/9/2018). (Liputan6.com/Hanz Jimenez Salim)

Kemeriahan upacara penutupan Asian Games 2018 tadi malam, menjadi penanda berakhirnya pesta olahraga negara-negara benua Asia. China boleh jumawa karena berhasil menjadi juara umum dengan pencapaian 132 emas, 92 perak, dan 65 perunggu. Jepang di posisi kedua meski dengan selisih perolehan medali yang cukup jauh dari China. Negeri Sakura tersebut "hanya" berhasil mengumpulkan 75 medali emas, 56 perak, dan 74 perunggu.

Jepang tentu tetap berbangga apalagi perenang Rikako Ikee dinobatkan sebagai atlet terbaik Asian Games 2018. Ini berkat kesuksesannya mengoleksi enam medali emas. Keenam medali emas Ikee didapat dari nomor women 4x100 meter medley relay, women 4x100 meter freestyle relay, women 100 meter butterfly, women 50 meter butterfly, women 100 meter freestyle, dan women 50 meter freestyle. Rikako juga mengoleksi dua medali perak di nomor women 4 x 200 meter freestyle relay dan mixed 4 x 100 meter medley relay. 

Prestasi mentereng juga ditorehkan tuan rumah, Indonesia. Tak hanya sukses menjadi tuan rumah yang baik, upacara pembukaan dan penutupan yang megah, atlet-atlet Indonesia juga sukses melewati target pencapaian medali yang sudah ditetapkan pemerintah. 

Awalnya pemerintah hanya menargetkan perolehan 16 medali emas untuk Indonesia, dengan asumsi itu sudah cukup untuk mengamankan posisi Indonesia di posisi sepuluh besar negara-negara pengumpul medali terbanyak. 

Pemberian bonus kepada atlet peraih medali Asian Games 2018 di Istana Negara, Minggu (2/9/2018). (Liputan6.com/Hanz Jimenez Salim)
Pemberian bonus kepada atlet peraih medali Asian Games 2018 di Istana Negara, Minggu (2/9/2018). (Liputan6.com/Hanz Jimenez Salim)
Indonesia ternyata sukses mengumpulkan total 98 medali dengan rincian; 31 emas, 24 perak, dan 43 perunggu. Indonesia berada di posisi 4 besar dan menjadi satu-satunya negara di kawasan Asia Tenggara yang berhasil masuk posisi sepuluh besar. Selain Indonesia, posisi terbaik negara Asia Tenggara adalah Thailand yang berada di peringkat 12.  

Euforia kesuksesan ini selanjutnya berkembang menjadi wacana Indonesia siap mengajukan diri sebagai tuan rumah pesta olahraga yang lebih prestisius lagi: Olimpiade.

SEA Games 2019 

Indonesia bangga. Indonesia bergembira. Namun jangan terlalu terbawa euforia sebab agenda-agenda berikutnya sudah di depan mata. Sebelum Olimpiade Tokyo, Jepang tahun 2020, pesta olahraga negara-negara kawasan Asia Tenggara, SEA Games 2019 yang digelar di Manila, Filipina bahkan sudah di depan mata. Indonesia hanya punya waktu kurang dari satu tahun untuk mempersiapkan diri. 

Ajang SEA Games, Manila tentu menjadi tempat terbaik bagi Indonesia untuk kembali unjuk prestasi. Indonesia harus mampu membuktikan bahwa pencapaian prestasi di Asian Games 2018 tak semata-mata karena faktor tuan rumah. Indonesia harus bisa membuktikan bahwa prestasi yang diraih para atlet merupakan buah dari kerja keras dan kesungguhan semua pihak yang terlibat. 

Menggunakan logika sederhana, jika di ajang Asian Games 2018 yang dihuni banyak negara kuat, Indonesia mampu meraih posisi 4, seharusnya di kawasan Asia Tenggara bisa menjadi yang terbaik. 

Memang hitung-hitungannya menjadi tak sesederhana itu. Tuan rumah penyelenggara memiliki andil cukup besar untuk menentukan cabang olahraga yang akan dipertandingkan/diperlombakan. 

Beberapa waktu lalu, sempat beredar kabar Filipina akan menghapus cabang olahraga silat dan bulutangkis di SEA Games2019. Ini tentu sangat merugikan Indonesia yang mengandalkan cabang olahraga tersebut sebagai "ladang" pengumpul medali. Protes dari Indonesia akhirnya membuat tuan rumah memutuskan tidak jadi mencoret cabang olahraga tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun