Kemeriahan upacara penutupan Asian Games 2018 tadi malam, menjadi penanda berakhirnya pesta olahraga negara-negara benua Asia. China boleh jumawa karena berhasil menjadi juara umum dengan pencapaian 132 emas, 92 perak, dan 65 perunggu. Jepang di posisi kedua meski dengan selisih perolehan medali yang cukup jauh dari China. Negeri Sakura tersebut "hanya" berhasil mengumpulkan 75 medali emas, 56 perak, dan 74 perunggu.
Jepang tentu tetap berbangga apalagi perenang Rikako Ikee dinobatkan sebagai atlet terbaik Asian Games 2018. Ini berkat kesuksesannya mengoleksi enam medali emas. Keenam medali emas Ikee didapat dari nomor women 4x100 meter medley relay, women 4x100 meter freestyle relay, women 100 meter butterfly, women 50 meter butterfly, women 100 meter freestyle, dan women 50 meter freestyle. Rikako juga mengoleksi dua medali perak di nomor women 4 x 200 meter freestyle relay dan mixed 4 x 100 meter medley relay.Â
Prestasi mentereng juga ditorehkan tuan rumah, Indonesia. Tak hanya sukses menjadi tuan rumah yang baik, upacara pembukaan dan penutupan yang megah, atlet-atlet Indonesia juga sukses melewati target pencapaian medali yang sudah ditetapkan pemerintah.Â
Awalnya pemerintah hanya menargetkan perolehan 16 medali emas untuk Indonesia, dengan asumsi itu sudah cukup untuk mengamankan posisi Indonesia di posisi sepuluh besar negara-negara pengumpul medali terbanyak.Â
Euforia kesuksesan ini selanjutnya berkembang menjadi wacana Indonesia siap mengajukan diri sebagai tuan rumah pesta olahraga yang lebih prestisius lagi: Olimpiade.
SEA Games 2019Â
Indonesia bangga. Indonesia bergembira. Namun jangan terlalu terbawa euforia sebab agenda-agenda berikutnya sudah di depan mata. Sebelum Olimpiade Tokyo, Jepang tahun 2020, pesta olahraga negara-negara kawasan Asia Tenggara, SEA Games 2019 yang digelar di Manila, Filipina bahkan sudah di depan mata. Indonesia hanya punya waktu kurang dari satu tahun untuk mempersiapkan diri.Â
Ajang SEA Games, Manila tentu menjadi tempat terbaik bagi Indonesia untuk kembali unjuk prestasi. Indonesia harus mampu membuktikan bahwa pencapaian prestasi di Asian Games 2018 tak semata-mata karena faktor tuan rumah. Indonesia harus bisa membuktikan bahwa prestasi yang diraih para atlet merupakan buah dari kerja keras dan kesungguhan semua pihak yang terlibat.Â
Menggunakan logika sederhana, jika di ajang Asian Games 2018 yang dihuni banyak negara kuat, Indonesia mampu meraih posisi 4, seharusnya di kawasan Asia Tenggara bisa menjadi yang terbaik.Â
Memang hitung-hitungannya menjadi tak sesederhana itu. Tuan rumah penyelenggara memiliki andil cukup besar untuk menentukan cabang olahraga yang akan dipertandingkan/diperlombakan.Â
Beberapa waktu lalu, sempat beredar kabar Filipina akan menghapus cabang olahraga silat dan bulutangkis di SEA Games2019. Ini tentu sangat merugikan Indonesia yang mengandalkan cabang olahraga tersebut sebagai "ladang" pengumpul medali. Protes dari Indonesia akhirnya membuat tuan rumah memutuskan tidak jadi mencoret cabang olahraga tersebut.Â
Kita berharap, pemerintah tetap memiliki keseriusan, fokus, dan konsentrasi untuk mempersiapkan para atlet yang akan bertarung di SEA Games 2019. Terus mengoptimalkan seluruh cabang olahraga yang berpotensi menyumbang medali.Â
Kita memahami, ini menjadi tugas maha berat, terlebih lagi tahun 2019 negara kita pun sedang melaksanakan hajatan besar pesta demokrasi yaitu pemilu legislatif (pileg) dan pemilu presiden (pilpres).Â
Namun sekali lagi, ini terkait dengan nama baik dan pembuktian bahwa Indonesia memang sudah jauh berubah dan berbenah. Indonesia sudah siap dan mampu mengukir prestasi kapanpun dan dimanapun.
Indonesia harus segera melupakan euforia kegemilangan prestasi di Asian Games 2018 dan segera menatap SEA Games 2019. Para atlet peraih medali juga harus ingat kalimat yang disampaikan Jonatan Christie sesaat setelah memastikan diri berhasil meraih medali emas bulutangkis tunggal putra untuk Indonesia,
"Sebentar lagi saya naik podium dan menerima medali. Setelah saya turun, saya tak lagi jadi juara. Saya harus memulai dari nol lagi bersama pemain lainnya." Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â
***
Jambi, 3 September 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H