Panitia pelaksana Asian Games 2018 (INASGOC) memutuskan hubungan dengan KiosTix sebagai pihak yang ditunjuk sebagai penyedia tiket. Penjualan tiket dialihkan kepada vendor lain 100 persen.
KiosTix dinilai gagal memfasilitasi penjualan tiket Asian Games 2018. Berbagai kasus muncul yang intinya membuat para suporter yang ingin menonton pertandingan menjadi kecewa.
Ada kasus, calon penonton justru tak menerima kode voucher meskipun telah mentransfer nominal sesuai harga dan telah mendapatkan konfirmasi. Ada lagi masalah antrean panjang saat penukaran e-voucher menjadi tiket fisik.Â
Yang paling menjadi sorotan ketika di nomor pertandingan tertentu, tiket dinyatakan sudah habis terjual, sementara melalui siaran televisi dapat disaksikan bahwa di dalam stadion ternyata masih banyak tersedia bangku kosong.Â
Para penonton yang merasa kecewa dan dirugikan, ramai-ramai menumpahkan kekesalannya di media sosial. Mereka menuntut adanya transparansi penjualan tiket sekaligus mendesak pihak-pihak terkait agar bekerja lebih profesional.Â

Satu hal yang pasti, kisruh penjualan tiket ini memang sudah sempat mencoreng nama Indonesia. Komite Olimpiade Asia (OCA) sudah menyampaikan teguran tertulis ke INASGOC selaku panitia penyelenggara.Â
Surat dari OCA yang ditandangai oleh Direktur Jenderal OCA, Husain Al Musallam, itu menyoroti banyaknya kursi kosong dalam stadion dan dianggap membingungkan serta tampak buruk untuk penyiaran.
Tidak siapÂ
Menarik untuk mencermati penjelasan Deputi II bidang administrasi INASGOC, Francis Wanandi tentang proses penetapan KiosTix menjadi penyedia tiket Asian Games 2018. Francis menjelaskan bahwa KiosTix sebenarnya bukan pilihan pertama.
"Awalnya, kami terbuka (menentukan penyedia tiket Asian Games). Kami buka lewat media. Kami menangkan Yosong, perusahaan Korea yang memang waktu itu jadi vendor Olympic Winter dan Asian Games Incheon. Mereka ini secara sistem bagus karena sudah terbukti sistemnya di olimpiade, sudah digunakan," ujar Francis. Â Â