Mohon tunggu...
Stevan Manihuruk
Stevan Manihuruk Mohon Tunggu... Penulis - ASN

Buruh negara yang suka ngomongin politik (dan) uang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kami Bangga dan Berkarya untuk Kesuksesan Asian Games 2018

16 Agustus 2018   03:00 Diperbarui: 16 Agustus 2018   03:07 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perlengkapan peserta (Dokpri)

Agustus seperti bulan yang "keramat" untuk Indonesia. Tujuh puluh tiga tahun silam, tepatnya di tanggal tujuh belas, Indonesia secara resmi memproklamirkan diri sebagai bangsa yang merdeka, terbebas dari penjajahan.

Momen sakral dan bersejarah itulah yang selalu diperingati bangsa Indonesia sebagai ungkapan rasa syukur dan bangga atas perjuangan para pendiri bangsa serta tentunya rahmat dari Yang Maha Kuasa. 

Momentum hari kemerdekaan juga penting untuk diingat rayakan sebagai upaya memotivasi seluruh anak bangsa agar selalu terlibat dalam upaya mengisi kemerdekaan menuju bangsa yang berdaulat, adil dan makmur. 

Peringatan hari kemerdekaan tahun ini menjadi terasa lebih spesial. Sehari setelah memperingati detik-detik proklamasi kemerdekaan, dijadwalkan ada agenda acara pembukaan Asian Games ke-18. 

Ya, Indonesia mendapat kehormatan besar dipercaya menjadi tuan rumah penyelenggaraan pesta akbar pertandingan olahraga antar negara-negara benua Asia. Jakarta dan Palembang ditunjuk sebagai pusat penyelenggaraan kegiatan. 

Ini momen penting dan bersejarah buat bangsa Indonesia. Tahun 1962 adalah momen pertama Indonesia pernah dipercaya menjadi tuan rumah. Kita harus menunggu selama 56 tahun lamanya, sebelum akhirnya dipercaya kembali menjadi penyelenggara untuk kali kedua. Kita tidak pernah tahu, di tahun berapa pula Indonesia akan kembali mendapat kepercayaan untuk kali ketiga. 

Kesempatan kali ini tak boleh terlewatkan begitu saja. Penyelenggaraan Asian Games 2018 merupakan kesempatan emas bagi Indonesia untuk memproklamirkan pada dunia bahwa kita adalah bangsa yang besar, maju, dan mampu menggelar acara-acara berlevel akbar. 

Lebih dari sekadar games (perlombaan/pertandingan), Asian Games 2018 juga sudah digunakan untuk mengusung pesan perdamaian dunia. Presiden Jokowi terang-terangan mengatakan ingin momentum Asian Games bisa meredakan ketegangan Korea Utara dan Korea Selatan. Pemerintah secara khusus telah mengundang pemimpin kedua negara untuk hadir di acara pembukaan. 

Tak kalah pentingnya, Asian Games 2018 tentu saja akan membawa berbagai insentif pembangunan dan ekonomi buat Indonesia. Sorot media-media asing akan ikut mengabarkan kemeriahan Asian Games ke seluruh penjuru dunia.   

Infrastruktur dan venue-venue olahraga yang digunakan nantinya pun tentu akan menjadi warisan berharga buat bangsa ini untuk masa-masa mendatang. Sebagaimana penyelenggaraan Asian Games 1962 yang meninggalkan banyak "warisan" berharga mulai dari Stadion GBK, RRI, Hotel Indonesia, dan sebagainya yang semua itu masih bisa kita lihat dan nikmati sampai sekarang.         

Dari sisi ekonomi, akan hadir kontingen yang berasal dari 45 negara dengan total peserta berjumlah 16 ribu orang yang terdiri dari 11 ribu atlet dan 5 ribu official. Ini belum ditambah lagi dengan supporter yang mungkin hadir.

Writingthon Asian Games

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bekerja sama dengan Bitread Indonesia seakan tak mau ketinggalan untuk turut memeriahkan penyelenggaraan Asian Games 2018. Sehingga digelarlah acara bertajuk "Writingthon (Writing Marathon)" untuk para blogger dan pelajar/mahasiswa se-Indonesia. 

Panitia sudah selesai menyeleksi dan memilih 34 orang per masing-masing kategori, sehingga total ada 68 orang peserta, sebagai perwakilan masing-masing provinsi yang ada di Indonesia. Peserta dipilih berdasarkan hasil karya tulisan terkait topik dukungan penyelenggaran Asian Games 2018, akhir Juli lalu. Saya bersyukur karena berhasil terpilih sebagai perwakilan provinsi Jambi untuk kategori blogger.  

Kegiatan Writingthon dijadwalkan berlangsung selama 5 (lima) hari ke depan, 15-19 Agustus. Tidak sekadar berkompetisi menulis, para peserta akan mendapat pengalaman berharga yaitu menghadiri langsung acara pembukaan Asian Games yang digelar 18 Agustus 2018. 

Kompensasi menarik berikutnya, tulisan seluruh peserta lomba akan dirangkum menjadi sebuah buku dan dibagikan sebagai kenang-kenangan. 

Perlengkapan peserta (Dokpri)
Perlengkapan peserta (Dokpri)
Mengapa harus lomba menulis ?. Jawaban lengkapnya, tentu hanya penyelenggara yang bisa mengutarakan. Namun satu hal yang pasti, ini bisa memberi kesempatan pada warga di seluruh penjuru Indonesia untuk turut menyambut, menyemarakkan sekaligus memberikan dukungan bersama buat Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games 2018 melalui tulisan. 

Menulis adalah salah satu cara untuk menggemakan semangat dan dukungan seluruh anak bangsa dalam menghadapi momen akbar dan bersejarah ini. Untuk kategori blogger misalnya, para peserta diminta menuliskan bentuk dukungan masing-masing daerah dalam rangka penyelenggaraan Asian Games. 

Hasilnya, ada 34 kisah mengenai bentuk dukungan yang menggambarkan perwakilan provinsi di Indonesia. Masing-masing punya cerita unik dan berbeda, namun itu justru menunjukkan bahwa gaung dan semarak Asian Games sudah terasa dari ujung barat hingga timur Nusantara.          

Mengumpulkan peserta sebagai perwakilan dari seluruh provinsi juga ibarat sedang menyatukan kekuatan dan energi bangsa Indonesia tanpa terkecuali, agar semua ambil bagian dalam memeriahkan dan menyukseskan Asian Games 2018.

Perwakilan peserta Writingthon (Dokpri)
Perwakilan peserta Writingthon (Dokpri)
Jejaring energi itu terus digemakan. Energi dan semangat anak bangsa dari seluruh penjuru Indonesia disatukan untuk menggelar hajatan akbar Asian Games 2018 yang bertajuk "Energy of Asia". Energi negara-negara Asia itu diharapkan bisa mengguncangkan dunia dan membawa ke arah yang lebih baik. 

Dengan kebanggaan, semangat, dan keyakinan yang sama, kita percaya Indonesia akan sukses menyelenggarakan Asian Games 2018. Indonesia akan mampu mengulang sukses seperti saat pertama kali didaulat menjadi tuan rumah Asian Games 1962. 

Pada acara pembukaan (15/8), Andi Muslim, perwakilan dari Kemenkominfo selaku pihak penyelenggara, menyampaikan satu pesan penting yang sampai sekarang masih terngiang-ngiang dalam benak saya:

"Tentu kita bangga ketika Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 2018 dan kebanggaan itu kita ekspresikan lewat berbagai cara. Kegiatan Writingthon memberi kesempatan pada para peserta untuk mengekspresikan kebanggaannya melalui karya (tulisan). Ketika nantinya Asian Games 2018 sukses, maka kita (kami) patut bangga karena menjadi bagian dari kesuksesan itu".   

***

Jakarta, 16 Agustus 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun