Mohon tunggu...
Stevan Manihuruk
Stevan Manihuruk Mohon Tunggu... Penulis - ASN

Buruh negara yang suka ngomongin politik (dan) uang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pelibatan Keluarga Menghadapi Pendidikan di Era Kekinian

14 Agustus 2018   17:29 Diperbarui: 14 Agustus 2018   19:40 634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
data pengguna internet (kominfo.go.id)

Banyak dampak negatif yang muncul, berawal dari penyalahgunaan alat teknologi. Banyak anak yang menjadi lupa dengan waktu belajarnya serta sulit diperintah orangtua karena selalu dan terlalu asyik dengan gawainya.

anak-anak dan gawai (Foto: tribunnews.com)
anak-anak dan gawai (Foto: tribunnews.com)
Waktu mereka banyak dihabiskan bersama gawai. Tanpa disadari, mereka kehilangan masa-masa indah di masa kanak-kanak yang seharusnya diisi dengan keceriaan bermain dan bersosialisasi dengan teman sebaya.

Saat ini, kebanyakan anak justru lebih senang bermain secara individual permainan yang sudah tersedia di gawai. Dengan kata lain, watak individual yang asyik dan mementingkan diri sendiri tanpa sadar mulai terbentuk. Sayangnya, para orangtua sepertinya kurang menyadari hal ini.            

Lebih parah lagi, banyak anak yang sudah menjadi pecandu judi online, film porno, rokok, bahkan narkoba yang semuanya berawal dari informasi dan tontonan yang didapatnya melalui media internet. Anak juga berpotensi menjadi pelaku kekerasan, seolah ingin meniru adegan yang pernah ditontonnya.                 

Penyelenggaraan pendidikan di era kekinian jelas menghadapi tantangan yang sangat serius. Jika tak segera dikelola dan diantisipasi dengan baik, kita membayangkan beberapa tahun ke depan, bangsa ini akan "memanen" generasi muda yang tidak jelas orientasi dan tujuan hidupnya kelak.

Pelibatan keluarga 

Satu hal yang pasti, tidak adil membebankan tanggung jawab keberhasilan penyelenggaraan pendidikan hanya pada lembaga pendidikan formal saja. Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hajar Dewantara bahkan sejak tahun 1935 sudah mencetuskan peran penting keluarga dalam pendidikan.

Ki Hajar Dewantara mengatakan, peran keluarga menjadi bagian penting yang tak terpisahkan dari Tri Sentra Pendidikan, yaitu: alam keluarga, alam perguruan/sekolah, dan alam pergerakan/masyarakat. Alam keluarga bahkan ditempatkan di awal, menunjukkan itu memiliki peran pendidikan yang pertama dan utama.

Ki Hajar Dewantara (Foto: kompas.com)
Ki Hajar Dewantara (Foto: kompas.com)
Secara kelembagaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah membentuk Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga di bawah naungan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 11 tahun 2015.

Direktorat ini memiliki tugas pokok dalam penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan  bidang pembinaan pendidikan keluarga. Program pendidikan keluarga salah satunya mendorong peran keluarga dan masyarakat dalam mendukung pendidikan anak di satuan pendidikan.

Sebagai tindak lanjutnya, Mendikbud juga telah mengeluarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 30 tahun 2017 tentang Pelibatan Keluarga dalam Penyelenggaraan Pendidikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun