Mohon tunggu...
Stevan Manihuruk
Stevan Manihuruk Mohon Tunggu... Penulis - ASN

Buruh negara yang suka ngomongin politik (dan) uang

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Transformasi "Si Raja Udara" Harry Maguire, dari Pendukung Menjadi Idola

9 Juli 2018   22:13 Diperbarui: 9 Juli 2018   22:29 965
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak kisah menarik tersaji dan terungkap dari ajang Piala Dunia 2018. Bukan hanya dari dalam tapi juga dari luar lapangan pertandingan. Tentang pemain, pelatih bahkan suporter yang selalu setia memberikan dukungan di setiap pertandingan.

Di pertandingan menentukan babak perempat final yang mempertemukan Inggris dan Swedia, Harry Maguire menjadi pemecah kebuntuan dengan gol sundulan yang diciptakannya menyambut umpan tendangan penjuru. Inggris menambah satu gol lagi lewat Dele Alli, lagi-lagi lewat sundulan. Inggris melaju ke babak semifinal.  

Ada kisah menarik soal Harry Maguire, bek andalan Timnas Inggris yang saat ini membela klub Leicester City. Beberapa media tertarik mengangkat kembali kisah di balik foto yang pernah diunggah Maguire di akun instagram pribadi miliknya, bulan Mei lalu.

Foto dimaksud adalah foto Maguire bersama rekan-rekannya saat menjadi pendukung Inggris di turnamen Piala Eropa 2016 di Prancis.   

Kita tahu, nasib Inggris kala itu cukup tragis. Sempat digadang-gadang menjadi calon juara, langkah Inggris ternyata terhenti di babak 16 besar. Di luar dugaan, Inggris takluk 1-2 atas tim debutan, Islandia.

Sejak kecil 

Kecintaan Maguire pada dunia sepakbola sebenarnya sudah terbentuk sejak kecil. Ketika ditanya momen paling membekas dalam ingatannya soal piala dunia, jawaban Maguire adalah piala dunia 2002 yang berlangsung di Jepang-Korea Selatan.

Maguire yang waktu itu masih berumur 9 tahun sangat terkesan dengan sosok David Beckham yang menjadi penentu kemenangan Inggris atas Argentina lewat gol penalti. Maguire mengatakan:

"Memori awal yang kumiliki tentang Piala Dunia terjadi pada 2002 saat turnamen itu dihelat di Korea Selatan dan Jepang. Banyak pertandingan Inggris kusaksikan di sekolahku yang terletak di Chesterfield karena perbedaan waktu (antara Inggris dan Korea Selatan-Jepang)."

Maguire kecil memupuk mimpi besarnya suatu saat nanti akan ikut membela Timnas Inggris di pertandingan-pertandingan internasional.

Ia memulai langkah awal untuk meraih mimpinya itu dengan bergabung bersama tim muda Sheffield United. Penampilan Maguire ternyata sangat baik dan membuat manajer tim utama Sheffield ketika itu, tertarik memboyongnya. Maguire lalu bergabung bersama Sheffield yang berlaga di Divisi Championship jelang akhir musim 2010/2011.

Maguire menjalani debutnya saat bertanding melawan Cardiff City. Walau baru masuk lapangan di awal babak kedua, namun Maguire mampu menjalankan perannya dengan sangat baik di atas lapangan. Bahkan, ia dinobatkan sebagai Man of The Match. Sayangnya, ketika musim 2010/2011 berakhir, Sheffield harus terdegradasi ke divisi ketiga. Maguire memutuskan tetap bertahan di Sheffield

Pada musim berikutnya 2011/2012, penampilan Maguire kian memikat. Selain berhasil membawa Sheffield promosi dari divisi ketiga, Maguire juga meraih penghargaan sebagai Player of The Year dan Young Player of The Year dari Sheffield United di akhir musim.

Memasuki musim 2014/15, Maguire mengakhiri kebersamaannya dengan Sheffield setelah ia menerima tawaran dari Hull City. Maguire direkrut dengan dana 2,5 juta paun untuk tiga tahun masa bakti.

Salah satu alasan yang mendorongnya untuk bergabung bersama Hull ketika itu adalah agar dirinya bisa bermain di Liga Primer Inggris. Dengan begitu, kesempatannya untuk bisa membela Timnas Inggris pun akan semakin terbuka lebar.

Akan tetapi alih-alih menjadi pemain utama di Hull, Maguire malah lebih sering menghangatkan bangku cadangan. Bahkan ketika Hull bermain di Divisi Kedua pada musim 2015/16, Maguire masih saja menjadi pemain cadangan.

Kejenuhan adalah hal yang niscaya dirasakan Maguire di tengah kondisi demikian. Salah satu cara yang dilakukannya untuk mengusir kejenuhan adalah dengan melakukan hal yang ia sukai. Apalagi kalau bukan menyaksikan laga Timnas Inggris.

Maguire, dkk mendukung Inggris di Piala Eropa 2016 (Foto: mirror.co.uk)
Maguire, dkk mendukung Inggris di Piala Eropa 2016 (Foto: mirror.co.uk)
Saat itu bertepatan dengan momen Piala Eropa 2016. Maguire bersama beberapa kawannya berangkat dari Inggris ke Perancis untuk menyaksikan laga antara Timnas Inggris melawan Slovakia yang digelar di Stadion Geoffroy Guichard, Saint-Etienne. Empat hari sebelumnya, Maguire juga telah menyaksikan laga antara Timnas Inggris melawan Wales.

Foto di momen menjadi pendukung Inggris itulah yang diunggah Maguire di bulan Mei lalu dan kini kembali menjadi bahan perbincangan di dunia maya seiring penampilan memikat Maguire dan Inggris.   

Raja udara

Pada perhelatan Piala Dunia 2018, Maguire sudah bertransformasi dari sekadar pendukung fanatik, kini menjadi salah satu idola bagi penggemar Inggris. Di pundak Maguire, dkk ditaruhkan harapan besar dan penantian panjang selama setengah abad Inggris yang menginginkan gelar juara dunia kedua kalinya, setelah pertama kali meraihnya di tahun 1966.

Jalan menuju kesana sudah terbuka lebar dan Maguire menjadi salah satu andalan Gareth Southgate di lapangan pertandingan untuk mewujudkannya. Nama Maguire hampir selalu menjadi pilihan utama tim Inggris sejak babak penyisihan grup.

Maguire dan Southgate (Foto: deccanherald.com)
Maguire dan Southgate (Foto: deccanherald.com)
Gol yang dilesakkannya ke gawang Swedia seolah menjadi peringatan bagi tim lawan bahwa kekuatan tim Inggris tak hanya bertumpu di ketajaman seorang Harry Kane yang saat ini memang masih memimpin daftar pencetak gol terbanyak turnamen.

Statistik Inggris di Piala Dunia 2018 juga cukup menarik diperhatikan. Inggris tercatat sebagai tim yang sangat optimal memanfaatkan momentum "bola mati". Dari 11 gol yang berhasil dicetak Inggris sejauh ini, delapan diantaranya tercipta berkat bola mati. Tiga gol lewat titik putih (penalti), empat gol lewat sepak pojok dan satu gol lewat tendangan bebas.

Nama Maguire memiliki peran penting di balik penampilan memikat tim Inggris. Di sepanjang Piala Dunia 2018, penampilan Maguire memang terhitung stabil. Maguire bahkan menjadi bek dengan jumlah kemenangan duel udara terbanyak dari semua tim yang ikut serta, yaitu 33 kali. Tak salah, Maguire dijuluki sebagai "raja/penguasa udara".  

Hanya satu pemain yang punya jumlah kemenangan duel udara lebih banyak dari Maguire yaitu penyerang Rusia, Artem Dzyuba. Sayangnya, langkah Rusia harus terhenti di babak perempat final, setelah dikalahkan Kroasia lewat drama adu penalti.

Di Piala Dunia 2018, Maguire tentu sedang menikmati proses transformasi dirinya sendiri dari sebelumnya hanya seorang pendukung/penggemar fanatik, kini menjadi salah satu andalan tim Inggris. Maguire kini adalah salah satu idola buat penggemar bola, khususnya pendukung Inggris.

Maguire dan rekan di timnas Inggris (Foto: bola.com)
Maguire dan rekan di timnas Inggris (Foto: bola.com)
Mata para pemburu bakat dari klub-klub top Eropa pun tentunya sedang memantau terus penampilan Maguire sebelum akhirnya nanti mengajukan tawaran yang menggiurkan. Di usianya yang masih 25 tahun, jalan Maguire untuk meraih sebanyak-banyaknya gelar dan kesuksesan tentu masih terbuka lebar.      

Satu hal yang pasti, pertandingan Piala Dunia 2018 dipastikan kian seru, (mungkin) menegangkan sekaligus mengasyikkan. Agar lebih mengasyikkan lagi, jangan nonton bola tanpa kacang garuda.  

***

Jambi, 9 Juli 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun