Mohon tunggu...
Stevan Manihuruk
Stevan Manihuruk Mohon Tunggu... Penulis - ASN

Buruh negara yang suka ngomongin politik (dan) uang

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Penantian Inggris (Akankah) Berbuah Manis

8 Juli 2018   15:51 Diperbarui: 8 Juli 2018   19:44 2165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suporter fanatik Inggris (Foto: goal.com)

Inggris akhirnya lolos ke babak semifinal Piala Dunia 2018 setelah menumbangkan Swedia, 2-0 di babak perempat final. Kroasia yang baru saja menang adu penalti melawan tuan rumah Rusia, akan menjadi lawan berikutnya. Semifinal lainnya mempertemukan Prancis dan tim "kuda hitam" Belgia.

Barangkali, tak banyak yang memprediksi Inggris akan berhasil melangkah sampai sejauh ini. Dengan memakai data pencapaian di berbagai turnamen internasional khususnya beberapa kesempatan terakhir, Inggris memang kurang diperhitungkan sebagai tim unggulan. Inggris memang pernah satu kali menjadi juara piala dunia, namun itu terjadi di tahun 1966, atau sekitar setengah abad yang lalu.                       

Lolos dari grup G yang dihuni Belgia, Tunisia, dan Panama hanya dengan status runner up di bawah Belgia, pencapaian Inggris dirasa tidak terlalu istimewa. Inggris dianggap beruntung karena masuk dalam grup yang relatif mudah.

Ujian berikutnya di babak 16 besar, mempertemukan Inggris dengan juara grup H, Kolombia. Dari berbagai bacaan dan analisa pemerhati sepakbola, lagi-lagi Inggris diragukan mampu memenangkan pertandingan.

Fakta yang tersaji di lapangan, sempat bermain imbang di babak normal dan perpanjangan waktu, secara mengejutkan Inggris berhasil memenangkan duel adu penalti.

Tim Inggris rayakan kemenangan (Foto: irishtimes.com)
Tim Inggris rayakan kemenangan (Foto: irishtimes.com)
Lolos dari babak 16 besar dan masuk ke babak perempat final, tak lantas membuat Inggris menjadi favorit. Sebelum pertandingan, Inggris diprediksi akan kesulitan menghadapi tembok kokoh dan solidnya permainan lawan mereka, Swedia.

Data statistik sejarah pertemuan kedua tim menjadi rujukannya. Dari 24 pertandingan sebelumnya, Swedia telah memenangkan tujuh, Inggris delapan dan sembilan berakhir imbang. Kedua tim sudah bertemu di turnamen piala dunia sebanyak dua kali dan keduanya berakhir imbang. Pertemuan terakhir kedua tim terjadi pada November 2012, Inggris takluk 2-4.

Penampilan Swedia di babak penyisihan grup Piala Dunia 2018 ini pun cukup meyakinkan. Tergabung di grup F bersama Jerman, Meksiko dan Korea Selatan, Swedia berhasil lolos dengan status juara grup. Swedia hanya kebobolan dua gol yaitu saat menghadapi Jerman berbanding lima gol yang mereka ciptakan. Menghadapi Swiss di babak 16 besar, Swedia berhasil menang tipis 1-0.

Fakta di lapangan ternyata berkata lain. Inggris dan Swedia ternyata sama-sama bermain terbuka, berusaha terlebih dulu mencetak gol ke gawang lawan. Lewat sepak pojok, Inggris akhirnya memimpin 1-0 lewat sundulan bek, Harry Maguire. Gol kedua Inggris tercipta, lagi-lagi lewat sundulan, kali ini oleh Dele Alli.

Swedia memiliki beberapa peluang emas namun selalu berhasil digagalkan oleh kiper Inggris, Jordan Pickford yang memang tampil luar biasa di pertandingan itu.            

Penantian 

Memasuki babak semifinal, keempat tim termasuk Inggris tentunya akan bermain habis-habisan dan tak melewatkan kesempatan emas ini. Ibaratnya, cuma butuh dua langkah lagi untuk mencapai puncak kejayaan, meraih trofi piala dunia.

Inggris punya mimpi besar di kejuaraan ini, apalagi kalau bukan mengulang kisah sukses menjadi juara piala dunia untuk kedua kalinya sejak 52 tahun silam, yaitu saat mereka menjadi tuan rumah tahun 1966. Saat itu Inggris berhasil mengalahkan Jerman Barat dengan skor 4-2.  

Di Piala Dunia 2018, Inggris hadir dengan semangat dan harapan baru. Fans Inggris yang ikut memberi dukungan, dengan semangat menyerukan "football is coming home". Ya, sebagian besar pendukung Inggris percaya bahwa sepakbola lahir dan berasal dari mereka.

Berdasarkan catatan sejarah, anggapan tersebut sebenarnya tidak berlebihan. Inggris adalah negara yang menjadi tempat dirumuskannya peraturan tentang sepakbola atau yang kini biasa dikenal sebagai Laws of the Game.

Pada pertengahan abad ke-19, beberapa sekolah di Inggris melakukan pertemuan guna membuat aturan sepakbola. Setelah aturan disahkan, sepakbola semakin berkembang di Inggris. Pada tanggal 5 Juni 1886, seperti dilansir dari situs FIFA, Inggris, Skotlandia, Irlandia Utara, serta Wales bersepakat untuk membentuk Dewan Asosiasi Sepakbola Internasional (IFAB). Pendirian IFAB ini lebih dahulu dibandingkan FIFA yang baru berdiri pada 1904.

Seruan "football is coming home" dalam konteks perhelatan Piala Dunia 2018 tentulah bermakna harapan, Inggris akan sukses membawa pulang trofi tersebut ke negaranya. Jika melihat data, pencapaian Inggris di turnamen Piala Dunia memang tidak terlalu baik. Semenjak 1930, The Three Lions selalu kesulitan, bahkan untuk menembus fase semifinal.

Catatan terbaik mereka hanyalah melaju hingga perempat final yakni pada edisi 1954, 1962, 1970, 1986, 2002, dan 2006. Lebih buruk lagi, Inggris malah mengalami penurunan dalam dua edisi Piala Dunia terakhir. Mereka hanya lolos ke babak 16 besar pada 2010 dan terhenti di fase grup pada 2014.          

Suporter fanatik Inggris (Foto: goal.com)
Suporter fanatik Inggris (Foto: goal.com)
Tidak terlalu baik soal prestasi, perilaku para fans/pendukung Inggris (hooligans) yang terkenal gemar membuat keributan saat berada di negara lain, juga kian membenamkan wajah sepakbola negara tersebut.     

Faktor kunci

Sepakbola Inggris memang sudah berubah, di ajang Piala Dunia 2018, dua langkah lagi mereka akan mengukir sejarah. Di turnamen kali ini, Inggris hadir dengan semangat dan kolektivitas tim yang tinggi serta solid.  

Penyerang Inggris, Harry Kane berpeluang besar meraih gelar sebagai pencetak gol terbanyak turnamen. Namun, Inggris tidak hanya Harry Kane. Terbukti saat melawan Swedia, dua gol Inggris justru lahir dari kepala seorang bek dan seorang pemain tengah.

Tim Inggris tercatat sebagai tim yang sangat optimal dalam memanfaatkan "bola mati". Dari 11 gol yang berhasil dicetak Inggris sejauh ini, delapan diantaranya tercipta berkat bola mati. Tiga gol tercipta lewat titik putih (penalti), empat gol lewat sepak pojok dan satu gol lewat tendangan bebas.     

Pelatih Inggris, Gareth Southgate terlihat sudah benar-benar mempersiapkan timnya untuk mengoptimalkan sektor tersebut. Southgate juga memastikan para pemain Inggris harus siap mengambil tendangan penalti, demikian halnya dengan kesiapan kiper.

Harry Kane dan Gareth Southgate (Foto: theguardian.com)
Harry Kane dan Gareth Southgate (Foto: theguardian.com)
Kemenangan adu penalti kontra Kolombia menjadi "buah manis" persiapan yang dilakukan Southgate bersama tim. Padahal selama ini, Inggris dikenal hampir selalu bernasib buruk dan seolah mengalami "kutukan" saat harus bertarung di babak adu penalti.

Ini bisa menjelaskan mengapa suporter dan official tim Kolombia awalnya begitu bersemangat dan percaya diri saat akan menghadapi Inggris di babak adu penalti.             

Namun sekali lagi, Inggris saat ini sudah jauh berubah. Pelatih Gareth Southgate memang sangat serius membangun timnya. Ia memilih pemain yang benar-benar dalam kondisi "on fire" daripada yang sekadar berpengalaman atau memiliki nama besar.

Southgate dengan berani lebih memilih kiper muda, Jordan Pickford dibandingkan kiper senior, Joe Hart yang jelas sudah memiliki banyak pengalaman di berbagai pertandingan klub dan timnas. Faktanya, Southgate berhasil mengkombinasikan pemain senior dengan pemain muda untuk membangun sebuah tim yang padu dan kuat. Pencapaian ke semifinal menjadi buktinya.

Sekali lagi, saat ini Inggris berpeluang besar menuntaskan penantian panjang mereka termasuk para pendukungnya di seluruh dunia dengan buah yang manis yaitu gelar juara Piala Dunia untuk kedua kalinya. Langkah pertama tentunya harus melewati hadangan Kroasia di babak semifinal, selanjutnya tinggal memenangi laga final. Kita tunggu saja, apakah Inggris berhasil melakukannya?. Ingat, jangan nonton bola tanpa kacang garuda.  

*** 

Jambi, 8 Juli 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun