Terkait insiden ini, bahkan Marcus mengungkapkan akan melayangkan protes secara resmi kepada BWF. Selain soal kepemimpinan wasit, mereka juga mengeluhkan tiupan angin di lapangan pertandingan yang dinilai cukup mengganggu permainan. Â
Mari mengulas alasan mereka satu per satu. Soal faktor angin, jelas tak bisa diterima. Faktanya, bukan hanya mereka yang mengalaminya, melainkan tim lawan juga. Persoalannya adalah, kemampuan beradaptasi dengan kondisi lapangan untuk tetap menampilkan permainan terbaik. . Â Â
Soal kepemimpinan wasit, silakan saja mengajukan protes ke pihak berwenang (BWF) jika memang merasa dirugikan. Namun, kita juga menantikan sikap lapang dada keduanya untuk mengakui bahwa performa mereka di pertandingan tadi memang tidak seperti biasanya.
Permainan apik tim lawan ditambah dengan dukungan penonton yang luar biasa tentu tak bisa diabaikan begitu saja. Apakah hanya karena sedang menyandang gelar sebagai juara dunia, lantas mereka tak bisa dikalahkan siapapun ?. Lalu, tak bisakah mereka bersikap kesatria mengakui keunggulan permainan tim lawan yang walaupun saat ini berperingkat jauh di bawah ?.
Sebagai pasangan juara dunia yang sangat dibanggakan Indonesia, sebaiknya Marcus/Kevin segera mengambil pelajaran penting dari kekalahan malam ini. Mental juara mereka harus segera dibenahi.Â
Juara dunia sejati tentunya harus mampu menjunjung tinggi nilai-nilai sportivitas pertandingan. Tak mudah jumawa ketika berhasil meraih kemenangan, tak pelit pujian kala dikalahkan lawan.
***
Jambi, 22 Mei 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H