Mohon tunggu...
Stevan Manihuruk
Stevan Manihuruk Mohon Tunggu... Penulis - ASN

Buruh negara yang suka ngomongin politik (dan) uang

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Ancaman Kekeringan dan Gerakan Menyayangi Air

22 Maret 2018   12:03 Diperbarui: 22 Maret 2018   19:16 2148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Foto: Kompas.com)

Pada Sidang Umum PBB ke-47 tanggal 22 Desember 1992 melalui Resolusi Nomor 147/1993, usulan Agenda 21 diterima dan sekaligus ditetapkan juga pelaksanaan Hari Air Sedunia (HAS) setiap tanggal 22 Maret mulai tahun 1993 di setiap negara anggota PBB.

Pada peringatan HAS, setiap negara perlu merenungi dan menghayati arti penting air sebagai sumber kehidupan, serta bersama-sama mengamankan upaya-upaya yang arif dan bijaksana untuk mendayagunakan, melestarikan, dan mengamankan SDA yang merupakan milik bersama umat manusia. 

Peringatan hari air sedunia juga kiranya mengingatkan setiap kita agar benar-benar bijak dalam menggunakannya. Selain menuntut peran pemerintah, kita semua juga perlu mencanangkan gerakan menyayangi air. Menyayangi air berarti menggunakannya dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab.

Air harus dipergunakan seoptimal mungkin. Jangan lagi air dibiarkan tumpah berhamburan dan terbuang begitu saja. Pola hidup hemat air harus menjadi budaya di masyarakat kita, yang tentunya bisa dimulai dari hal terkecil sekalipun. Misalnya, pemanfaatan ulang (reuse) air buangan untuk menyiram tanaman (gardening) atau mengguyur toilet (flushing).

Kita juga harus belajar untuk "memanen" hujan (rain harvest). Prinsipnya, mencegah seminimal-minimalnya air hujan terbuang ke laut untuk dimanfaatkan pada musim kemarau. Upaya tersebut bisa  ditempuh lewat pembangunan sarana infrastruktur penampung air misalnya; waduk, embung, situ, sumur-sumur resapan, lubang resapan dan sebagainya.

Gerakan penyelamatan lingkungan misalnya dalam kegiatan penghijauan pun menjadi hal yang tidak bisa ditawar lagi. Gerakan menanam pohon kiranya tidak berhenti pada acara-acara seremonial belaka. Kegiatan-kegiatan semacam itu perlu dilakukan secara berkelanjutan.

Akhirnya, menyelamatkan bumi dari ancaman kekeringan dan kekurangan air merupakan tanggungjawab bersama. Mari melakukannya dengan menyayangi air. Menyayangi air berarti menyayangi kehidupan.

Jambi, 22 Maret 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun