Mohon tunggu...
Leo Kurniawan
Leo Kurniawan Mohon Tunggu... profesional -

Dokter dan penulis tentang vaksin, vaksinasi untuk bayi, dewasa, orang tua dan pelancong. Juga tertarik dengan masalah kesehatan secara umum

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Cara Mengatasi Stress dan Depresi

7 Desember 2012   04:26 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:04 5414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Stress adalah bagian tak terpisahkan dari gaya hidup modern yang banyak tuntutan hidup.

Kesenangan dan kesedihan, dua hal yang sama berbeda, tapi bisa menimbulkan stress pada pikiran kita. Kesenangan menimbulkan stress, dan sebaliknya suasana yang sedih, depresi dan kemarahan juga menimbulkan stress pada jiwa dan badan kita.

Menurut para ahli kejiwaan, membagi stress yang positif karena kesenangan ini menjadi Eustress, sedangkan stress negatif karena kemarahan, kecewa dan depresi menjadi Distress

Seperti diatas disebutkan, bahwa stress menyebabkan depresi dan sebaliknya depresi juga menimbulkan stress. Hubungan simbiose antara stress dan depresi membuat kita lebih sulit untuk mengatasinya.

Seperti telah diuraikan diatas, bahwa mekanisme stress ini sangat mudah dipicu oleh setiap kejadian yang kita alami sepanjang hari, sepanjang waktu sadar kita hingga ketika kita tidur.

Begitu terjadi rangsangan pada mekanisme stress, maka akan terjadi pengeluaran hormon-hormon tertentu,  sehingga akan terjadi perubahan fisiologi faal tubuh yang bisa kita lihat sebagai gejalah fisik, misalnya muka menjadi tegang, muka menjadi pucat, denyut jntung juga denyut nadi dan frekuensi pernafasan menjadi lebih cepat, bahkan bisa menyebabkan sesak nafas, sakit dada, kepala pusing, hingga serangan jantung dan lain hal yang bisa kita deteksi dan nyata melihatnya sebagai gejalah fisik atau gejalah klinik.

Pada hal faktor penyebab timbulnya hal-hal ini tidak bisa kita lihat dan tidak bisa kita ukur.

Ini juga yang sering kita dengar sebagai penyakit psiko-somatik, yaitu ada gejalah klinik namun sebab penyebab penyakitnya tidak jelas.

Dan pengaruh pada segi kejiwaan adalah kita menjadi depresi, suasana hati yang tidak stabil, gampang marah, kehilangan minat terhadap kegiatan sehari-hari, tidak berminat untuk hidup, gangguan tidur, kehilangan nafsu makan, merasa rendah diri dan merasa diri tidak bernilai lagi, gangguan impotensi dan frigiditas seksual, sulit berkonsentrasi hingga keinginan membunuh diri.

Sebelum kita berlanjut, ada beberapa fakta tentang depresi yang menarik untuk kita ketahui :

Data dari Badan Kesehatan Dunia atau WHO, memperkirakan ada sekitar 450 juta orang diseluruh dunia yang menderita gangguan kestabilan mental, dan dari jumlah itu, maka sekitar 121 juta orang yang mendrita depresi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun