Mohon tunggu...
rudi irawanto
rudi irawanto Mohon Tunggu... -

pengajar seni dan desain di Universitas Negeri Malang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Membaca Ikonitas Desain Nasional

12 April 2016   23:18 Diperbarui: 12 April 2016   23:30 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Konsep etika jawa merupakan representasi etika nusantara mendasarkan konsepnya keindahan pada kaidah etika. Etika jawa berpangkal pada 2 konsep utama, yaitu konsep rukun dan konsep hormat. Konsep rukun merupakan konsep yang berpijak pada keharmonisan alam, sedangkan konsep hormat merupakan konsep yang berprinsip pada keterpaduan dengan lingkungan sosial setempat. Perbedaan yang terlampau signifikan akan membawa implikasi konflik. Etika Jawa berpola pada penghindaran atau pencegahan terhadap konflik. Konflik merupakan sebuah kecacatan terhadap prinsip-prinsip harmonisasi.

Tampilan visual yang tidak terlampau mencolok dengan lingkungan merupakan salah satu model aplikasi konsep-konsep estetika nusantara. Melihat fenomena tersebut mengubah persepsi tentang tampilan visual dalam kerangka estetis tidak dapat dihasilkan dari masyarkat. Perubahan perseptual terhadap tampilan keindahan dapat dimulai dengan memberikan keleluasaan terhadap seni-seni visual di luar struktur desain masyarakat. Seni atau desain yang lahir di luar struktur wajar seni visual masyarakat dianggap sebagai fenomena yang lazim. 

Ketidakharmonisan akan dibaca bila seni atau desain tersebut dilahirkan dalam struktur masyarakat yang normal. Bangunan rumah tinggal merupakan salah satu karya desain yang di nilai sebagi simbolitas kerukunan dan kemarmonisan. Bentuk rumah-rumah yang berbeda secara visual akan dimaknai sebagi perbedaan yang mengancam keharmonisasian yang telah terjalin. Desain yang kreatif dan cenderung menetang kelaziman tidak lahir dari strktur seni dan desain pada wilayah domestik, tetapi lahir dari kawasan non domestik.

Perbedaan dapat ditolerasi secara baik bila seni-seni visual tersebut tidak berkaitan secara langsung dengan seni-seni kemasyarakatan secara umum. Kondisi tersebut dapat dilihat dari penerimaan yang baik terhadap struktur desain bangunan non rumah tinggal. Struktur desain yang tidak lazim bahkan berbeda dapat diterima oleh masyakat. Salah satu karakter masyarakat Indonesia adalah mampu menerima perbedaan bila kondisi tersebut terjadi diluar sistem etika yang dianut. Kasus pada bidang desain menunjukkan hal tersebut. Desain yang tidak biasa bahkan berbeda dapat diterima, senyampang desain tersebut berada diluar sistem etika dan estetika yang dihadapi.

Bangunan komersial merupakan ikonitas terhadap desain nasional yang tengah berkembang. Bangunan komersial mampu mencitrakan perkembangan fola fikir desain dari masyarakat pendukungnya. Bangunan komersial membawa semangat kebaharuan tentang tampilan visualnya. Unsur kebaharuan menjadi daya tarik utama dalam struktur ikonitas komersial. Membaca perkembangan desain nasional dapat dimulai dengan membaca ikon-ikon visual dalam bangunan komersial. Ikon-ikon tersebut mencitrakan perkembangan pemikiran desain yang tengah terjadi.

Warna dan struktur  bangunan ruko merupakan salah satu ikon visual yang menggambarkan pola fikir masyarakat pendukungnya. Melihat desain ruko sejatinya melihat desain nasional yang tengah berkembang. Fenomena desain nasional tidak dilihat di pusat desain dan di kampus-kampus, tetapi dilihat di karya bangunan ruku, seni di lukisan bak truk, body becak, atau grafis di warung makan kaki lima.

Fenomena desain yang sering terabaikan dari kacamata akademisi. Padahal struktur visual yang dihasilkan “sampah-sampah” visual tersebut adalah kesejatian desain nasional. Desain yang tidak menciptakan sekat bagi para penikmatnya. Desain nasional merupakan desain yang membumi dan sarat dengan ekspresi yang sebenarnya.Fenomena desain punk, hip hop dan gaya-gaya jalanan di Amerika pada dasa warsa 1980 an menjadi ikon desain Amerika. Fenomena yang sama dapat terjadi di Indonesia bila para akademisi mempertimbangkan fenomena tersebut sebagai sebuah karya yang diakui.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun