Mohon tunggu...
rudi irawanto
rudi irawanto Mohon Tunggu... -

pengajar seni dan desain di Universitas Negeri Malang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Membaca Ikonitas Desain Nasional

12 April 2016   23:18 Diperbarui: 12 April 2016   23:30 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Desain Indonesia dilahirkan dari struktur masyarakat yang terus berkembang. Para perajin, tukang-tukang bangunan, atau tukang letter adalah figur-figur yang mendorong kelahiran desain nasional, meskipun keberadaan mereka tidak mendapat tempat yang semestinya. Desain nasional tidak dilahirkan dari kalangan akademisi yang terstuktur dan bersifat baku. Desain nasional merupakan kumpulan karya desin yang ditujukan dan disesuaikan dengan kondisi masyarkat sekitarnya. Para perajin menghasilkan karya yang baik untuk ukuran mereka, dan baik bagi konsumen yang ditujunya. Lukisan atau karya desain grafis pada body becak, bak truk, ataupun warung-warung tenda kaki lima, adalah desain nasional yang sebenarnya.

Desain nasional bukan menjadi desain yang elitis yang hanya dapat dinikmati oleh sekelompok masyarakat khusus, sehingga produknya memiliki hak prerogratif  untuk menyandang perdikat desain nasional. Desain nasional seringkali dipersepsikan sebagai desain produk dalam negeri yang dibuat berdasarkan kaidah-kaidah tradisionalisme. Kodisi tersebut dapat dilihat pada kasus wisma Dharmala Sakti yang pernah di posisikan sebagai representasi desain nasional. Produk desain tersebut  mengusung tema-tema eklektik dengan pemaduan berbagai elemen tradisionalisme dalam satu konteks.

Fenomena di lapangan menunjukkan bahwa desain nasional menjadi hasil dari  penjumlahan dari desain tradisional. Pemaduan dalam tataran visual sering dikategorikan sebagai nasionalisme desain. Penggunaan karater wayang, batik, atau interior kudus dianggap cukup mewakili desain nasional. Desain nasional cukup dimaknai  sebagai pengangkatan ikon-ikon  visual tersebut.

Predikat nasional dalam karya desain diekspresikan dalam ikon-ikon visual yang hadir sebagai penanda dalam produk tersebut. Pada konteks yang lebih luas desain nasional merupakan produk yang dihasilkan di Indonesia, terlepas dari kesesuian produk tersebut dengan konteks lokalitas. Predikat made in indonesia bukan merupakan jaminan bahwa produk tersebut menjadi bagian dari desain indonesia, tetapi produk tersebut merupkan bagian dari rangkian bisnis di Indonesia.

Desain nasional pada prinsipnya merupakan bangunan utuh dari konsep sampai produk yang di peruntukkan bagi  masyarakat Indonesia. Konsep desain nasional tidak hanya dicitrakan melalui labeling made in Indonesia, tetapi merupakan produk yang merangkum kebutuhan masyarakat di Indonesia. Persoalan yang kemudian mengemuka adalah sikap masyarakat terhadap kebutuhan real mereka butuhkan.

Masyarakat membutuhkan desain yang membumi dan tidak berjarak dengan lingkungan sekitarnya. Bila melihat karya-karya desain tradisional prinsip harmonisasi dengan alam merupakan salah satu indikator  karya dikatakan baik atau buruk. Predikat baik atau buruk dalam karya desain tradisonal menggunakan paradigma mitologis ataupun kosmologis. Mitologi dalam konsep desain tradisional merupakan rangkuman ajaran tentang etika, ekologi, maupun estetika, sehingga pernyataan keburukan dalam karya desain tradisonal pada prinsipnya merupakan pernyataan tentang penentangan terhadap keyakinan (Mangunwijaya, 2009).

Memahami desain nasional berarti memahami konsep budaya nasional secara utuh. Ikon-ikon visual sebagai penanda nasionalisme desain tidak cukup mewakili semangat nasional. Semangat nasional dalam desain diwujudkan dalam tataran konsep dan bentuk. Ikon desain nasional masih terus berkembang mengingat budaya sebagai induk desain masih terus mengalami proses evolutif. Sejarah desain Indonesia tidak dapat dilepaskan dari sejarah pergeseran orientasi budaya. Membaca desain Indonesia dapat dirunut dari membaca pergeseran budaya yang tengah terjadi.

Komersialitas Ikonis

Membaca karya desain pada prinsipnya membaca sejarah budaya bangsa. Produk-produk desain merupakan produk budaya fisik yang lebih mudah dipahami secara kasat mata. Bentuk-bentuk karya fisik dapat mencitrakan konsep dibelakang karya tersebut. Persoalan yang dapat ditelusuri adalah karakter ikonitas pada beberapa karya desain nasional. Ikonitas merupakan repersentasi realitas. Ikon-ikon menggambarkan rangkaian pemikiran yang lebih rumit.

Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang sederhana. Kesederhaan dalam sikap dan poal fikir berimbas pada kesederhaan bentuk karya-karya visual yang dihasilkan. Konsep sederhana dalam desain tidak dipahami sebagai sesuatu yang dibuat sekadarnya, tetapi merupakan produk simplikasi konsep. Kesederhaan bentuk tidak bermakna ketidakmampuan dalam mencerna masalah, tetapi merupakan implikasidari sikap budaya yang berfikir simplisitas dan mendorong harmonisasi. Harmonisasi merupakan prinsip yang berpegang pada kaidah simplisitas.

Desain atau karya budaya fisik yang lain dipahami sebagai aktivitas yang sederhana yang tidak berhubungan dengan konsep teologis, sehingga kerangka fikir yang digunakan adalah kerangka fikir yang aplikatif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun