Seorang pasien tergolek lemah divelbed sebuah rumash sakit. Ada tiang infus yang diganduli dua kantong. Satu kantong cairan infus dan satu kantong darah. Â gelang warna hijau menandakan Pasien butuh perhatian lebih, rawan jatuh. Padahal menurutku dia tak terlalu tampak sakit. Mungkin cairan infus itu yang menandakan penyakitnya serius.
Dia sendirian, tak ada keluarga yang menemaninya. Menurut keterangan suster dia akan menjalani endoskopi untuk ligase organ hatinya. Aku kurang paham arti medis dari endoskopi dan ligase, dari nguping penjelasan suster ..endoskopi adalah memasukan sebuah kamera kecil ke dalam salurang cerna tubuh untuk memindai bagian-bagian tertentu yang akan diobservasi dokter. Sedangkan ligase adalah tindakan penyambungan/pengikatan jaringan-jaringan yang rusak atau lepas dalam sebuah organ tubuh.
"Suami kerja, anak-anak sekolah dan mereka masih dibawah umur untuk mendampingi ibunya. saya cuma mau cek jantung saja. Nggak ada masalah apa-apa."jawabku ketika pria yang tergolek diranjang itu bertanya.
Dia menghela nafas panjang ketika kutanyakan dimana keluarganya saat ini. Dia bertutur anak istrinya bahkan tak tahu dia opname dirumah sakit. Dengan alasan bisnis ke luar negeri, pengusaha tersebut malah terbaring dirumah sakit. Tak mau membebani pikiran anak istri dan keluarganya dia memilih berobat sendiri.
Menurut penjelasan dokter, dia divonis sakit liver. Organ hatinya bermasalah, beberapa jaringan dihatinya pecah dan bahkan rusak. Maka itu perlu tindakan untuk mencegah kerusakan hati yang lebih parah. Kerusakan hati bukan didapat dalam jangka pendek 2-5 tahun, Tetapi bertahun-tahun sebelum kerusakan hati terdeteksi, perlakuan-perlakuan yang merusak hati sudah dilakukan.
Berikut beberapa hal yang bisa memunculkan penyakit hati/liver
1. Sex bebas
Tak hanya penyakit menular sexual yang ditularkan melalui gaya hidup ini, sex bebas juga memicu munculnya penyakit lain. Tak ada yang tahu pasangan yang diajak berbuat mesum sehat atau tidak. Â Yang jelas selain kenikmatan sesaat dan semu, puluhan pemicu penyakit bisa tertular melalui hubungan tak sehat ini. Seseorang yang terindikasi punya virus, akan menularkan virusnya pada pasangan biologisnya. Dan ini baru ketahuan setelah berpuluh-puluh tahun kemudian.
2. Alkohol
Cairan yang satu ini mungkin memang lebih banyak mudharotnya ketimbang manfaatnya. Apalagi ditangan orang-orang tak bertanggung jawab. hati adalah organ yang paling 'kuat" menerima masukan-masukan yang tak sehat. Jika alkohol dikonsumsi terus menerus, hati adalah organ terakhir yang mampu melindungi tubuh. Bila hati sudah tak mampu menyaring kejahatan alkohol yaa wassalam...kematian yang menghampiri.
3. Transfusi darah/Jarum injeksi
Berdoa saja, kita tak pernah harus melakukan transfusi darah. Jika terpaksa harus transfusi, pastikan darah tersebut hygienis. Percayakan pada rumah sakit untuk mengecek "kesehatan" darah donor yang diterima
4. Narkoba
Obat adalah racun bagi tubuh, racun yang kadang diperlukan untuk membunuh penyakit yang ada pada tubuh. dan hati adalah yang menyaring racun. Selama obat dikonsumsi sesuai aturan dan kebutuhan tidak jadi masalah. Tatapi jika mengkonsumsi obat-obatan secara liar hanya untuk mendapat kenikmatan semu atau menghilangkan penat, hati-hati dengan organ dalam anda. Ada baiknya jika dimasa muda sering mengkonsumsi narkoba, sebelum masuk 40 tahun lakukan tes darah. Siapa tahu penyakit-penyakit membahayakan mengintai.
Pria itu berusia sekitar limapuluhan tahun. Badannya tinggi besar dan kulitnya berwarna kuning pucat, lemas. Padaku dia bercerita eperti membuat pengakuan, Tanpa kuminta.
Saat mudanya, dia tak melakukan sex bebas. Sebagai lelaki dia cukup setia dan tak banyak tingkah dengan menjadi playboy atau pria nakal. Dia belumpernah menjalani transfusi darah seumur hidupnya sebelum ketahuan sakit liver. Dia juga tak suka mabuk, jangankan mabuk sebagai anak seorang pengusaha dia bahkan tidak suka dugem.
Masa mudanya bagus, baik dan bersih. Keluarganya tergolong harmonis tak ada permasalahan meskipun kedua orangtuanya sibuk berbisnis. Tetapi menginjak perkuliahan, dia bertemu teman yang salah. Lingkungan yang salah. Dia berteman dengan orang-orang yang suka menyelesaikan masalah dengan mengkonsumsi obat terlarang.
Sejak itu dia aktif mengkonsumsi narkoba. Efek narkoba tak seperti alkohol. Jika alkohol bisa diketahui banyak orang karena pemakainya cenderung mabuk, omong kasar dan bau khas alkohol bisa tercium siapa saja didekatnya. Narkoba efeknya lebih transparan, hanya si pamakai yang merasakan efeknya.
Kenikmatan semu, lupa dengan masalah yang ada, bisa imajinasi sesuka hati. Kalaupun sakau bisa sembunyi dikamar tanpa teriak-teriak seperti orang mabuk. Dan itu yang dialakukan pria malang itu.
Dia rutin mengkonsumsi butiran-butiran obat terlarang. Dia hanya berani minum pil, kalau merokok/ bong dia tidak melakukan. Takut ketahuan orangtua. Pakai injeksi juga tidak, karena dia takut jarum suntik. (Anak baik yang salah jalan karena pergaulan, demi pergaulan pula harus memilih ikut fly dengan caranya sendiri. Memilih lewat minum daripada nyuntik). Selama tiga tahun mengkonsumsi obat terlarang sebelum orangtuanya memindahkan dia keluar negeri. Tanpa pernah ketahuan orangtuanya.
"Jika saat itu, ketahuan orangtua, mungkin tak akan selama itu aku merusak diri sendiri. sekarang sudah terlambat. Ini salahku, aku harus menanggungnya sendiri."
Tak tahu harus berkata apa, dua orang perawat mendatanginya. Mendorongnya masuk ruang deteksi, sebelum velbed didorong suster. Pria itu sempat berkata
"Kau seorang ibu bukan? jaga anak-anakmu, jika dia diam dikamarnya bukan berarti dia baik-baik saja. Bisa jadi dia sedang mengkonsumsi narkoba."
Aku selalu ingat nasehatnya, meskipun aku tak mengenal pria itu.
"Sebuah rumah sakit"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H