Mohon tunggu...
Rosdyana Putri
Rosdyana Putri Mohon Tunggu... Penulis - Sarjana hukum yang suka menulis dan menggambar

happy woman

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Dunia Tanpa Suara (6 Alasan untuk Menjadi Penulis)

20 Mei 2021   12:10 Diperbarui: 20 Mei 2021   12:09 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: id. wikihow.com

Ada kalanya kita ingin menyalurkan ide  dan ingin didengarkan pendapatnya tetapi terhalang karena rasa malu, bingung harus memulai dari mana dan berbagai faktor penghalang lainnya. Menulis bisa menjadi salah satu solusi terbaik. Menulislah dan lahirkan karya tulis yang menjadi wujud nyata dari ide-ide yang kreatif dan bermanfaat.

4. Ingin memberi manfaat

“Jika kau bukan anak raja atau bukan anak ulama besar, maka menulislah!” –Imam Al-Ghazali

Ada orang yang dikenal karena mencurahkan hartanya untuk kebaikan. Ada juga seorang pendidik yang dikenang  sepanjang masa karena ilmu yang disebarluaskan serta para ulama yang dibekali dengan ilmu agama yang benar akan selalu menjadi panutan selama  bumi berputar.

Lalu, bagaimana caranya jika ingin dikenang dan menjadi orang yang bermanfaat tetapi tak memiliki apa-apa? Hanya punya sebuah pena sebagai senjata? Maka, ikatlah buah pikiran ke dalam tulisan lalu biarkan waktu yang menduniakan cerita kita.

5. Mengabadikan kenangan

“Beberapa kenangan terlalu berharga sekadar tertanam dalam ingatan.”

Apakah yang tertinggal dari kisah perjalanan hidup yang menyajikan berbagai  rasa? Bolehkan jika itu dinamakan sebagai sebuah kenangan? Yang ketika mengingatnya ada senyum, tawa bahkan derai air mata. Tak dipungkiri terkadang kenangan bisa menjadi pedoman layaknya pelajaran bertemakan kehidupan, karena ada banyak nilai berharga terkandung di dalamnya. Ketika kenangan sarat makna tak mampu disampaikan dengan lisan, maka menulislah dengan harapan menjadi penyemangat bagi yang  lelah, bisa membantu menampilkan senyuman meski sekilas. Sehingga nanti ketika ingatan memudar, kenangan selalu abadi dalam goresan tinta.

6. Sebagai terapi jiwa yang bisa diandalkan

“Terkadang aku tak butuh pendapat. Aku hanya sekadar mencurahkan rasa.”

Bagi si tertutup menyampaikan rasa secara lisan bukan perkara mudah. Tak jarang keinginan untuk mendapat pencerahan atau sekadar didengarkan justru berbalik menjadi penghakiman. Jika demikian menulis bisa menjadi hal yang paling nyaman ketika ingin meluapkan rasa. Sehingga menulis bisa menjadi salah satu terapi jiwa sederhana yang diandalkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun