Mohon tunggu...
Erwin Siregar
Erwin Siregar Mohon Tunggu... -

Seorang pemulung di Batam yang hoby menulis dari pengalaman hidup menjadi pemulung di perkotaan Batam

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pemulung ke Kantor Pajak...

28 Oktober 2010   14:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:01 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemulung ke kantor pajak...

Sekitar 2 bulan yl saya disuruh teman ke Kantor Pajak Batu Ampar
Batam.Untuk cari tau pengurusan pajak CV-nya yang sudah tidak pernah
dilaporkan selama 5 tahun an.
Saya sebenarnya orang yang paling malas kalau disuruh ke kantor.Bukan
karena saya enggan atau alergi kalau berhadapan dengan birokrasi, tapi
yang membuat saya malas adalah karena bagaimanapun kalau yang
namanya ke kantor saya harus melepas "uniform/seragam" yang saya
gunakan sehari-hari sebagai pemulung.Setiap berurusan dengan hal yang
resmi saya harus rela melepaskan "seragam" kesukaan saya yaitu celana
pendek baju kaos serta sendal jepit:)

Tetapi karena gak tegaan sama teman, job itu saya terima juga:).Tugas saya adalah cari tau tentang pelaporan pajak selama 5
tahun terakhir , berapa dendanya selama 5 tahun karena tidak pernah
melapor dan kegiatan CV itu juga nggak ada keuntungannya alias merugi.

Akhirnya saya putuskan juga serius pergi ke kantor pajak.Saya
memakai celana panjang yang biasa saya pakai ke gereja.Selama menjadi
pemulung, terus terang celana panjang yang saya miliki hanya 1, itupun
saya beli karena kemaren saya mau menikah.Saya berangkat dgn tetap
memakai sendal jepit dgn motor serta kerajang yang biasa saya pakai
memulung.

Rupanya kantor pajak itu di kawasan Batu Ampar dekat juga dengan
gudang besi tua milik seorang kawan.Lalu saya belokkan motor saya dgn
percaya diri ke kantor itu dan tak lupa saya memberi sedikit senyuman
"ala pemulung" kepada security yang tugas jaga.Senyum saya dibalas
sekedarnya, maklum saya hanya seorang pemulung:)

Setelah tanya2 sedikit lalu saya siap2 masuk ke kantor tsb.Tangan dan
sela2 jari2 saya mulai basah oleh keringat dingin.Maklum seumur hidup
itulah kali pertama saya masuk ke kantor pajak.Bukan apa2 sedikit
banyak saya terpengaruh juga dengan berita2 di TV dan di facebook
tentang urusan pajak:)

Tapi demi melaksanakan tugas, saya saya tepis semua keraguan itu.Lalu
dengan percaya diri saya ambil nomor antrian.Setelah tiba giliran
rupanya saya dipersilahkan masuk ke ruang konsultasi pajak .Disitu
saya dijelaskan tentang apa2 yang harus dibereskan sehubungan dgn CV
itu yang 5 tahun tidak melaporkan pajak dan pembukuannya.Setelah puas
tanya-tanya akhirnya saya minta kartu nama bapak itu, juga nomor hpnya
dan tidak lupa alamat email dan akun facebooknya.Maksud saya siapa tau
nanti kelak kami bisa facebook-an.Maklum saja ini kan zaman
teknologi.Paling tidak kalau kita sudah tau email dan facebook sedikit
banyak kita sudah dianggap modern, padahal sebenarnya mah blom tentu juga ya:)

Lalu saya bergegas untuk pulang membawa sekitar 1 plastik berkas2
formulis isian pajak.Maklum form untuk 5 tahun, itu hampir 1 plastik
kresek yang biasa dipakai ketika kita beli gorengan:)

Tapi pas mau keluar dari ruangan itu -yang isinya orang kaya melulu-
saya terpikir juga untuk bikin NPWP(Nomor Pokok Wajib Pajak) untuk
saya pribadi."Mumpung lagi ke kantor pajak" begitu pikir saya.lalu
saya ambil form isiannya, dan saya isi dengan cara yang cermat dan
dengan tempo yang sesingkat-singkatnya, karena saya harus pergi
memulung:)

Tak lupa saya lampirkan foto copy KTP saya sedangkan alamat rumah saya
buat saja numpang di alamat rumah teman di kawasan Bandara Hang Nadim,
maksud saya supaya lebih keren.Kalau saya bikin alamat tinggal saya di
sebuah gubuk di ruli Kampung Nanas,kayaknya nggak memberikan image
yang positif/bergengsi tentang pemulung:)

Setelah menunggu hampir 1 jam saya dipanggil lewat pengeras suara.Saya
diberitahu bahwa kartu NPWP saya sudah selesai dengan nomor NPWP:
15.781.248.8-215.000.
Lalu pegawai pajak itu menjelaskan tentang kewajiban saya sebagai
seorang pemulung yang sudah terdaftar sebagai wajib pajak.Katanya NPWP
itu berlaku seumur hidup karena nama saya sudah terdaftar di kantor
pajak secara nasional.Dan sebagai konsekwensinya tiap bulan saya harus
melaporkan pajak penghasilan yang saya dapat dari memulung.katanya
kalau tidak lapor atau terlambat melapor saya kena denda 100 ribu
rupiah.

Wah saya kaget juga dapat penjelasan seperti itu.Kirain pegang kartu
NPWP itu hanya buat keren-kerenan saja, rupanya ada kewajibannya
juga.Kalau dari hasil memulung setiap hari mah boro-boro buat bayar
pajak, untuk biaya makan sehari-hari, biaya warnet serta biaya minum
tuak saja saya sudah kewalahan, apalagi harus bayar pajak:)

Tapi tak guna lagi untuk disesali, toh kartu NPWP itu sdh jadi dan
tidak bisa dibatalkan.
Maksud Saya sendiri membuat NPWP siapa tau sewaktu-waktu berguna
sebagai peserta lelang atau tender scrap di kantor2 PT di Batam
ini.Biasanya untuk menjadi peserta lelang harus ada NPWP-nya.Dulu
pernah mau ikut lelang 200 motor di Kejari Batam- motor2 sitaan- tapi
kan blom tentu menang karena peserta lelangnya juga banyak...

Pelelangan juga tidak selalu ada...jadi bagaimana kartu NPWP itu mau
terpakai???
Akhirnya dengan setengah menyesal saya kantongi juga kartu NPWP
itu.Gara-gara kartu itu setiap bulan saya harus lapor ke kantor pajak
tentang penghasilan saya:(

Akhirnya saya bergegas pulang, di pintu keluar saya bilang pada
security bahwa sudah banyak duit yang sudah saya setor ke
dalam:)."Liat aja ini berkasnya sampe 1 kantong plastik kresek"Kata
saya.Sang security senyum-senyum saja mendengar ucapan saya, mungkin
saya dianggap dalam posisi "jam 7 lewat lima menit":).Setelah ngobrol
sebentar dia menawarkan siapa tau ada yang bisa dia bantu sambil dia
menyebutkan nomor hp-nya:).Saya terima saja nomor hp itu dan pura2
saya save di hp saya, paling tidak sekedar basa basi sebagaimana
layaknya kebudayaan orang timur:)

Lalu saya engkol motor saya, ditempat sepi celana panjang yang tadi
saya pakai ke kantor pajak, saya ganti dengan celana pendek seragam
kesukaan saya.Bukan apa2 kalao pake celana pendek kesan
dan bawaannya agak lebih lincah dan gesit.Misalnya ada panci or kwali
yang terlihat tergeletak di tong sampah , dengan sigap kita bisa
segera mengambilnya:)

Sekian dulu laporan perjalanan saya ke kantor pajak..Jujur saja seumur
hidup baru sekali itu saya ke kantor pajak.Sangat surprise, tidak
seperti yang biasa saya dengar di televisi maupun media lainya:).Sebagai warga negara saya merasa sudah dilayani dengan baik:).Oh ya saya lupa cerita disana AC-nya lumayan
dingin, besok2 klo kesana saya jadi terpikir pake selimut ato plg tdk
pake jaket:).Maklum pemulung gak biasa kenaq AC:)

siregar, erwin
Kamis 21-Oktober-2010
Pkl 11:21 Wib
original published by pemulung batam:)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun