Mohon tunggu...
Caturida Meiwanto Doktoralina
Caturida Meiwanto Doktoralina Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Senang Olahraga dan Prestasi menuju Indonesia Taat Azas

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

‘Black Market’ dan ‘Black Campaign??

29 Mei 2014   23:41 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:58 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN PERWAKILAN

KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA

KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA

MEREKA PUTERA BANGSA INDONESIA – JANGAN TERPA ISU APAPUN PADA MEREKA - FAIRNESS SAJA

Jadi untuk apa mempermasalahkan/mengangkat isu NEGATIF tersebut?!, masyarakat yang cerdas, harus paham bahwa yang disebut dengan Tujuan utama Misi Suci Bela Negara adalah melanjutkan kepemimpinan sebelumnya dengan berpedoman pada taat azas dan memperhatikan PBNU (Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI dan UU 1945). Para Pemimpin NKRI memiliki jiwa dan raga NKRI yang berarti menjalankan panji-panji leluhurnya. Sebab ketidaksesuaian dalam memimpin lebih dipengaruhi pada perbedaan persepsi dikalangan masyarakat dan beberapa pengambil keputusan lainnya. Tetapi sesungguhnya mereka telah berbuat untuk yang terbaik di Negara Indonesia ini siapapun mereka adalah Pemimpin kita, Mari Kita Hormati !!

Dengan memperhatikan Pancasila sebagai dasar Negara RI, dan kerja keras para pendiri bangsa ini, harus kita akui bersama bahwa mereka sangat cerdas memposisikan urutan Pancasila. Hal ini memberikan cerita bersambung bahwa untuk mencapai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia tidaklah semudah membalik telapak tangan. Indonesia adalah Negara Besar, maka harus dipimpin oleh seseorang yang memiliki kepercayaan penuh (baik dari diri sendiri maupun kepercayaan masyarakat), mempunyai sifat adil karena dua hal tersebut masyarakat bersatu, itulah  Persatuan Indonesia. Hal ini telah diterapkan oleh pendahulu bangsa kita, mengapa kita harus terpecah dengan isu/fitnah? Bukankah masing-masing agama melarang hal tersebut? (Think smart) tidak cukupkah kita dijajah selama 3,5 abad oleh bangsa lain dan sekarang sesama bangsa saling hasut? Hal inilah yang menyebabkan kita tidak bergerak maju sebagai bangsa yang besar.

Berbicara Persatuan Indonesia, maka akan terjadi banyak perbedaan persepsi (ini yang terjadi saat  sekarang). Karena saat bersatu, seluruh elemen masyarakat  berupaya mengikuti pola pemimpin yang taat azas atau ‘mungkin’ pemimpin yang tidak taat azas, namun mereka tidak mau salah dalam memilih. Mengapa demikian? Karena Pemimpin-pemimpin ideal terpilih nanti akan menerapkan Sila Ke-4 yaitu Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaran perwakilan. Panji-panji Kerakyatan, hikmat dan bijaksana inilah yang membawa Indonesia menjadi Negara berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (Lambangnya Padi & Kapas). Jadi siapapun Pemimpin NKRI nanti, InsyaAllah dipastikan adalah seorang yang tegas dan berani menindak ketidakazasan (Ingat lambangnya rantai) dan berani memberikan perhatian kepada masyarakat yang berprestasi, berani melakukan pemerataan pembangunan diberbagai bidang di seluruh pulau Indonesia, dialah motor dari Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pesan moral politik ini disampaikan kepada masyarakat dan para relawan untuk arif menilai panji-panji kenegaraan kita, bukan penilaian pribadi, sebab siapapun presidennya saudara tetap bekerja sebagaimana mestinya dan tetap berkarya di Indonesia, mereka tetap WNKRI. Jaga keutuhan NKRI jangan terpancing isu pihak ketiga. Pemimpin yang baik, masyarakat yang baik  adalah Mereka yang mengingat jasa-jasa leluhurnya.  Allah SWT penentunya.

Caturida Meiwanto Doktoralina

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun