Mohon tunggu...
Gilang Parahita
Gilang Parahita Mohon Tunggu... Dosen - Hai! Saya menulis di sini sebagai hobi. Cek karya-karya saya!

Feminis, romantis, humoris.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Stop, Jangan Banyak Mengkritik Pasangan!

25 April 2014   03:31 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:13 1270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

6) Tidak romantis

Sudah dapat dipastikan pasangan suka mengkritik adalah sosok yang tidak romantis. Pasangan yang romantis jika menemui ganjalan akan memandang ganjalan itu sebagai peluang untuk membangun konektivitas hati atau intimitas dengan pasangan. Kekurangan dari pasangan semestinya menjadi peluang untuk menunjukkan kelebihan diri. Bisa atau tidak bisa menutupi kekurangan pasangan, pasangan yang romantis akan berupaya mencari waktu yang tepat untuk membicarakannya dengan baik. Jadi, pasangan yang romantis biasanya memang 'bermulut manis.' Pasangan tidak akan sadar ia tengah diberi masukan.

7) Tidak menghormati

Ada sebuah adegan di sebuah tayangan drama yang membuat saya tergelitik. Seorang pria memuji-muji istrinya di hadapan banyak orang sebagai istri yang hebat dan setia, begitu juga ketika di kamar tidur. Esoknya, si istri bercerita pada selingkuhannya bahwa sang suami telah menyadari ia selingkuh. Perasaan cinta yang begitu besar bahkan membuat sang suami merasa malu untuk menuduh istrinya sebab ia tahu hal itu hanya akan mempermalukan sosok yang ia cintai.

8) Rasa percaya diri yang rendah

Bagi orang yang memiliki kepercayaan diri yang rendah, setinggi apa pun posisinya di lingkungan publik, mengkritik pasangan membongkar kecenderungan itu. Pasangan pengkritik membutuhkan seseorang yang dianggap lebih inferior agar ia merasa dirinya lebih superior. Ia mencuri rasa positif pasangan untuk dijadikannya rasa positif di dirinya sendiri. Suami Jihan mungkin tak menyadari bahwa ia sesungguhnya takut kehilangan Jihan yang cantik, cerdas, tetapi rela bekerja di lingkungan domestik dengan menunjukkan kelemahan kecil Jihan agar ia sendiri merasa lebih baik.

Solusi bagi pasangan penerima kritik hanya satu: segeralah bicarakan kebiasaan pasangan itu dengan baik dan dalam situasi dan kondisi yang baik. Berhati-hatilah dalam berbicara karena pasangan pengkritik belum tentu bisa menerima kritik balik dengan baik. Sebaiknya, kita jangan ikut mengkritik.

Sekali lagi, mengkritik itu melelahkan dan lama-kelamaan hanya akan mengurangi kebahagiaan rumah tangga. Kritik sudah banyak didapat di luar rumah. Bersama pasangan, berharap untuk lebih banyak dipuji adalah hal yang normal. Jadi, stop mengkritik pasangan atau nanti kita dikira menderita kedelapan hal itu.

Marilah kita lebih banyak memuji pasangan kita dengan tulus, baik untuk kelebihan maupun kekurangannya, sebelum ia dipuji-puji dengan lebih baik oleh teman sekantornya. :D

***


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun