"Aku tidak butuh perhatianmu. Jika kau memang tulus mencintaiku, katakan sejujurnya!"
Air mataku mulai meluruh satu persatu. Aku tinggalkan Adit yang masih terpaku di tempatnya berdiri.
Hujan masih luruh dari awan senja kala itu. Mendung pun masih tampak kelabu. Hatiku memang masih beku. Namun di bagian terdalamnya, aku masih menunggu yang terbaik untukku.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!