Mohon tunggu...
Nopiah Wid
Nopiah Wid Mohon Tunggu... -

tak akan ada manusia yang selalu menangis, tak ada manusia yang selalu tersenyum....semua manusia pasti akan menangis dan tersenyum bergantian....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Setia yang Tertutupi Cemburu...

26 November 2013   23:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:38 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Enak kamu ya nik, Tak tinggal kerja malah main2" Jawab karto lantang.

Para tetangga hanya melihatnya dari kejauhan, takut kena sabetan Karto. Karto memang di kenal kasar dan pemarah.

Dan sepertinya, itu awal keburukan bagi tunik. Karto menjadi jarang kerja, dia selalu mengawasi Tunik, apapun kegiatan Tunik. Namun dasar si Tunik, dia tetap tidak tahu ada apa dengan suaminya. Jika siang menjelang, Tunik pergi mencari kayu bakar dan pulang tanpa rasa takut sedikitpun. Mungkin, bagi Tunik ini bukan masalah yang besar karena dia mencari kayu bakar di kebun2 yang tak terawat bahkan tetangga menyuruh Tunik untuk membabati pohon2 di kebunnya, Tunik dengan senang hati melakukan pekerjaan itu. Baginya, kayu bakar adalah harta yang berharga dan didapatinya dengan gratis...

Namun, lain dengan Karto. Jika Tunik pergi dari rumah lebih dari setengah jam dia langsung marah, darah tingginya kumat dan berteriak2 memanggil Tunik. Dan, jika Tunik pulang maka karto siap2 memukul, menendang dan tak segan2 meludahi Tunik.

Begitu terjadi berbulan2, hingga Tunik mengalami gangguan pendengaran lantaran selalu di tempeleng oleh Karto. Dan anak2 nya sudah tidak bisa berbuat apa2 lagi, jika Karto marah semua jadi korban. Dahulu, tidak ada yang berani mengadu pada Polisi atau perlindungan masyarakat.

Hingga bertahun2 lamanya, Tunik mengalami penyiksa'an suaminya. Dia sendiri bingung, kenapa suami yang dahulu dipercaya bisa menjaganya malah berbalik melukainya. Hingga suatu ketika Tunik bertanya pada suaminya.

"Mas, salahku apa? Kenapa kamu tega kepadaku" Tunik bertanya sembari menangis.

"kamu mau tahu?? wanita murahan" Karto menjawabnya ketus.

Tunik hanya mengangguk..

"Berapa lelaki yang sudah kamu kencani selama aku kerja? Apa kamu tidak puas dengan aku? hah!!" Karto membentak Tunik tanpa ampun.

Rupanya, Karto terlalu cemburu buta kepada Tunik istrinya. Dia selalu berfikir kalau2 istrinya main gila dengan laki2 yang dahulu pernah ingin menikahinya. Penyakit tuli yang di derita Tunik semakin parah, jika ingin berbicara denganya harus dengan suara keras tak ubahnya seperti orang yang sedang memarahi saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun