Mohon tunggu...
Muhammad Choirur Rokhim
Muhammad Choirur Rokhim Mohon Tunggu... -

memberikan apa yang saya bisa, berjuang demi sesuatu hak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Abdul Hamid Wilis, Produktif di Usia Senja

31 Agustus 2016   08:52 Diperbarui: 31 Agustus 2016   08:56 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.masrochim.tk

Usianya tak muda lagi, tetapi ghirah menulisnya luar biasa. Jika tidak ada sosok seperti Mbah Hamid Wilis, tak dipungkiri, sejarah Trenggalek akan hilang ditelan pusaran zaman. Ia kerap bercerita dan menulis tentang gagasan Bapak Pembangunan Trenggalek, yaitu Bupati Soetran.  Pada tahun 1970, Bupati Soetran ingin mengubah nama Trenggalek menjadi nama Trenggalih. Karena nama Trenggalek memiliki indikasi negatif dan tertinggal, kolot dan (n)desa.

Menurut Mbah Hamid, pada masa Bupati Soetran, masyarakat Trenggalek merasakan perubahan yang signifikan. Perubahan yang nyata dalam segi ekonomi, sosial, dan politik maupun budaya. Untuk itu, Mbah Hamid Wilis telah menembus batas kreatifitas. Ia tak mengenal usia dan waktu untuk terus menggali khazanah Trenggalek. Trenggalek memang membutuhkan sosok seperti Mbah Hamid, dan Mbah Hamid-Mbah Hamid lain untuk merawat literasi sejarah Trenggalek. Demikian. []

Tulisan ini pertama pos di blog pribadi masrochim.tk dan sebagai tugas menulis bulanan di SPN

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun