Usianya tak muda lagi, tetapi ghirah menulisnya luar biasa. Jika tidak ada sosok seperti Mbah Hamid Wilis, tak dipungkiri, sejarah Trenggalek akan hilang ditelan pusaran zaman. Ia kerap bercerita dan menulis tentang gagasan Bapak Pembangunan Trenggalek, yaitu Bupati Soetran. Â Pada tahun 1970, Bupati Soetran ingin mengubah nama Trenggalek menjadi nama Trenggalih. Karena nama Trenggalek memiliki indikasi negatif dan tertinggal, kolot dan (n)desa.
Menurut Mbah Hamid, pada masa Bupati Soetran, masyarakat Trenggalek merasakan perubahan yang signifikan. Perubahan yang nyata dalam segi ekonomi, sosial, dan politik maupun budaya. Untuk itu, Mbah Hamid Wilis telah menembus batas kreatifitas. Ia tak mengenal usia dan waktu untuk terus menggali khazanah Trenggalek. Trenggalek memang membutuhkan sosok seperti Mbah Hamid, dan Mbah Hamid-Mbah Hamid lain untuk merawat literasi sejarah Trenggalek. Demikian. []
Tulisan ini pertama pos di blog pribadi masrochim.tk dan sebagai tugas menulis bulanan di SPN
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H