Mohon tunggu...
Muhammad Burniat
Muhammad Burniat Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa filsafat dengan hobi menulis, jalan-jalan dan aktivitas sosial. Menulis adalah cara saya untuk hidup dan berbagi. E-mail: muhammadburniat@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Di Balik Celestial Movies Ada Guru Wanita Terbaik yang Menginsipirasi

21 Oktober 2015   08:25 Diperbarui: 21 Oktober 2015   22:18 450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat dibuka pendaftaran murid baru TK Yue Tin, bu  Hung dan para wali murid berjuang dengan keras. Seharian mereka berusaha, namun tetap tak satu pun murid yang mendaftar. Usaha mereka tidak membuahkan hasil.  Bu Hung yang ketika itu menyembunyikan keadaannya yang sedang sakit, akhirnya jatuh pingsan. Selama kurang lebih satu minggu, bu Hung harus dirawat di rumah sakit untuk mengangkat kembali tumor yang diidapnya. Dong, yang mengetahui perjuang sang istri bukan malah menghentikan kemauan orang yang ia cintai, melainkan mendukung dengan sepenuhnya. Selama di rumah sakit, Dong pun menggantikan Hung mengajar di TK Yue Tin. Dari situ, pak Dong pun juga mendapat pelajaran berharga dari kelima anak yang penuh dengan kejujuran tersebut.

[caption caption="pak Do yang mengganti bu Hung mengajar"]

[/caption]

Di akhir semester, pak Dong pun mengajak bu Hung untuk bertemu sekaligus mengadakan perpisahan kepada seluruh murid-murid karena tidak berhasil menemukan murid baru. Sebagaimana perjanjian yang dibuat, apabila TK Yue Tin tidak bisa mencari murid baru yang juga mengganti murid yang akan lulus yakni Chu-Chu, maka sekolah itu akan ditutup. Keadaan hari itu menuai banyak kesedihan, dibalut juga rasa haru atas perjuangan anak-anak bersama bu Hung selama di TK Yue Tin. Anak-anak yang sempat berlatih untuk pembukaan pendaftaran murid baru sekolah Yue Tin, tampil di hadapan bu Hung yang baru saja sembuh dari operasinya. Bu Hung bersama para orangtua yang menyaksikan pun terharu. Suasan pecah dengan air mata. Penampilan kelima murid polosnya memberi kekuatan baru pada hari itu. Warga yang tadi sempat tidak peduli dengan sekolah ini malah berbalik secara berduyun-duyun menyaksikan pementasan terakhir dari siswa TK Yue Tin.

Masyarakt yang hadir menyaksikan dari luar ikut terharu dan menangis melihat kejujuran dan kepolosan kelima bocah cilik itu. Meski pementasan dilakukan secara sederhana, namun kata-kata yang keluar dari bocah penuh inspirasi turut mengundang haru, tangis dan juga menyentuh hati. Bahkan momen paling menyedihkan ketika bu Hung memberikan piagam sekaligus pengangkatan Lo Ka Ka sebagai siswa yang lulus tahun ini. Lo Ka Ka  di hari bahagianya mengatakan “boleh aku tidak lulus” dengan penuh rasa cinta kepada bu Hung dan teman-temannya agar tidak berpisah dan ditutupnya sekolah TK Yue Tin.

[caption caption="Lo Ka Ka meminta kepada bu Hung agar tidak meluluskan dirinya. "]

[/caption]

Selama menjadi kepala sekolah, pengajar dan sekaligus supir bagi kelima gadis didikanya itu, bu Hung sering mendapati cacian dan hinaan. Namun bu Hung tak mempedulikan itu. Ia hanya bekerja, berusaha, dan membuktikan bahwa ucapan mereka salah. Sosok bung Hung yang menutup telinga atas cacian dan lebih berpikir take action memberi dampak yang besar kepada lima muridnya itu. Dalam cerita ini bu Hung tidak hanya mengajarkan kalau guru itu mengajar di sekolah saja, tetapi guru adalah pendidik bagi semuanya. Bukan murid saja yang harus kita tangani, melainkan juga masyarakat. Guru juga bukan mengajar, tetapi juga menjadi teladan bagi murid, tentu ditunjukan dengan cara melakukan sebuah perubahan di dalam masyarakat agar menjadi pembelajaran bagi murid-murid, atau pun masyarakat sekitarnya.

Saat Nobar  Little Big Master bersama para Komik (sebutan bagi para Kompasianer pecinta film) saya juga ikutan menuai air mata. Tak sanggup saya melihat kejujurn, kepolosan, kecintaan dan kebersamaan para gadis cilik yang teguhnya menghadpi kehidupan. Bu Hung yang benar-benar mengabadikan diri seperti apa guru sebenarnya. Mengajarkan bagaimana menjadi seseorang guru yang mampu menginspirasi.

Terima kasih kesedian Celestial Movies yang telah bersedian menghadirkan film ini di tengah masyarakat, terutama masyarakat Indonesia. Semoga film Little Big Master bisa menjadi bahan pelajaran bagi pendidikan di tanah air. Selain itu, tentunya akan banyak pecinta movie Hong Kong yang berteriak “ I Love HK Movies " karena cerita-cerita yang penuh inspirasi, begitu pun dengan saya.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun